REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Terkait pencabulan yang dilakukan oknum pendeta terhadap anak di bawah umur di Bekasi, warga sekitar gereja mengaku tidak tahu menahu. Hanya terlihat jika gereja tersebut sepi dari aktivitas apapun.
Karta Manulang (29 tahun), pemilik bengkel Kasih Motor yang tepat berada di seberang Gereja Pusat Pantekosta Surabaya (GPPS) di Jalan Ampera, Kel. Duren Jaya Bekasi Timur ini, mengaku sudah tidak melihat pendeta Djoko Martanto (57 tahun) sejak sekitar sepekan lalu.
"Sekitar seminggu yang lalu lagi keluar sama anaknya. Tapi pas minggu waktu ada ibadah saya nggak ada lihat dia keluar, mungkin di dalam gereja," kata Karta di bengkelnya pada Republika, Sabtu (19/9).
Karta yang sudah membuka bengkel sejak 2006 ini mengaku tidak mengenal baik pendeta tersebut. Ia menilai jika pendeta tersebut dan keluarganya tidak banyak bersosialisasi dengan warga di dekat sana.
Bahkan ia sendiri yang sudah lama membuka bengkel disana jarang ditegur atau disapa. Padahal gereja dan bengkel berseberangan dan jalan yang memisahkan pun kecil.
"Padahal orang sini, tapi bergaulnya kurang, keluar ya keluar aja. Dia pendiem, nggak basa-basi. Ya saya juga nggak enak negurnya, sama-sama orang kristen nggak enak. Kalau istrinya paling senyum doang," tutur Karta.
Keluarga si pendeta pun, kata Karta, tidak banyak bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar gereja yang memiliki warung atau bengkel. Keluarga tersebut terlihat sangat tertutup. Aktivitas di gereja pun hanya terlihat saat Minggu. Menurutnya, gereja tersebut setiap hari Minggu bisa menampung sekitar 100 jamaah dengan dua kali pertemuan dalam satu hari itu. Jemaahnya pun berasal dari berbagai suku.
Meskipun sama-sama kristen, kata Karta, ia sendiri tidak beribadah divsana. Karta yang merupakan jemaat di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Pondok Ranji ini berpendapat bahwa seorang pendeta itu harus banyak bersosialisasi, meskipun tidak pada jamaahnya. Dengan adanya kasus seperti ini, Karta menegaskan bahwa yang salah adalah pelaku bukan agama atau gereja.
Sebelumnya seorang remaja berusia 15 tahun, CV, mengaku dicabuli oleh oknum pendeta bernama Djoko Martanto (57 tahun) saat berusia 12 tahun hingga melahirkan. CV sempat disuruh kabur selama berbulan-bulan oleh Djoko ke Ungaran dan Malang untuk melahirkan. Kemudian setelah kembali pulang ke Bekasi, CV kembali dicabuli hingga usia 15 tahun.