Jumat 18 Sep 2015 16:23 WIB

Pembegalan Semakin Marak di Makassar

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ilham
Begal Motor (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Begal Motor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- ‎Aksi kekerasan menggunakan motor dan senjata tajam atau kerap disebut begal di kota Makassar kian meningkat. Bahkan para penjahat ini semakin sadis dan tidak manusiawi.

Kapolrestabes Makassar Komisaris Besar (Kombes) Fery Abraham menuturkan, data yang didapat ‎dari 12 Kapolsek yang ada di Makassa menunjukan peningkatan. Dua minggu terakhir, laporan pencurian dengan kekerasan (Curas) mencapai 33 kasus. Kepolisian hanya berhasil mengungkap 20 kasus dengan total 29 tersangka.

Sementara pencurian bermotor (Curanmor) mencapai 48 kasus dan hanya 22 kasus yang terungkap dengan 26 tersangka.

Menurut Fery, 70 persen dari para penjahat ini merupakan anak di bawah umur. Salah satu faktor yang menyebabkan mereka melakukan kejahatan karena ekonomi. "Faktor narkoba juga menjadi penyebab besar. Karena mereka ingin memakai narkoba, mereka rela menjadi penjahat untuk mencuri," ujar ‎Fery, Jumat (18/9).

Fery mengaku sulit memberantas para begal ini. Sebab, hukumam mereka setelah ditangkap tidak memberikan efek jera. Hukuman penjahat ini seharusnya bisa mencapai 1 tahun 8 bulan, tapi karena berbagai potongan hukuman di Kapolsek dan pihak pengadilan membuat mereka kerap hanya mendapat hukuman 2 bulan bahkan 2 minggu.

Hal ini membuat banyak penjahat yang ditangkap adalah penjahat yang pernah ditangkap dan dipenjara. "Ini vonisnya harus membuat mereka jera. Jangan sampai mendapat banyak potongan hukuman," jelas Fery.

Di sisi lain, jajaran Kapolrestabes tengah mencari penadah kendaraan bermotor yang selalu dicuri para begal. Para penadah ini ‎disebut menjadi penyebab para curas dan curanmor terus meningkat. Sejauh ini, Polrestabes pun telah membekuk dua orang penadah yang membeli kendaraan bermotor dari penjahat.

Sementara Pengamat Hukum dari Universitas Bosowa 45, Marwan Mas mengatakan, fenomena begal ini masih sangat panjang. Para penjahat selalu melakukan regenerasi dengan menjaring anak-anak muda setiap saat. Terlebih angka kemiskinan yang terus meningkat di kota Makassar dan sekitarnya.

"Mereka mau beli Handphone, beli pulsa hingga bergaya bersama teman. Tapi karena tidak punya uang mereka mencari uang lewat jalan lain termasuk kejahatan," ungkap Marwan.

Marwan meminta ketegasan pihak kepolisian untuk mematikan setiap kesempatan yang siap dimanfaatkan para penjahat. Polisi juga harus mampu berkoordinasi dengan masyarakat dalam mengahalau kejahatan ini, karena banyak faktor kejahatan bermula dari kehidupan di sekitar masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement