Kamis 17 Sep 2015 13:33 WIB

Jokowi akan Hubungi PM Papua Nugini Soal Sandera

Jokowi
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan menghubungi PM Papua New Guinea (PNG) Peter O'neil mengenai pembebasan dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di sana.

"Nanti sore saya akan telepon PM PNG, untuk membahas hal itu (pembebasan sandera WNI), tadi pagi Menlu kita dan Menlu PNG juga sudah berkomunikasi melalui telepon," ujar Presiden Jokowi, Kamis (17/9).

Namun, menurut Presiden Jokowi upaya Indonesia dalam membebaskan dua warga negaranya tergantung dari pemerintah PNG.

"Indonesia siap membantu pembebasan kedua WNI itu namun harus atas izin dari pemerintah PNG, kita siap," ujar Jokowi.

Presiden juga tidak mentargetkan pembebasan WNI karena lokasinya berada di negara lain, tidak boleh menerobos kedaulatan negara lain. Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi juga menegaskan bahwa upaya pembebasan dua warga negara Indonesia (WNI) dari Papua New Guinea (PNG) masih dikomunikasikan dengan tim di lapangan.

"Mengenai upaya pembebasan warga negara kita di PNG sampai tengah malam tadi, saya berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri dan Panglima (militer) PNG dan tim dari PNG di lapangan," ujar Retno ketika ditemui di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Retno menuturkan bahwa memang upaya pembebasan belum berhasil, namun pesan yang diampaikan kepada pihak PNG adalah Indonesia siap melakukan kerja sama untuk mempercepat masalah pembebasan tersebut.

Retno juga menambahkan bahwa pihak PNG hari ini akan melakukan kembali upaya pembebasan dan akan berkomunikasi terus denga? tim mereka yang ada di lapangan.

Sebelumnya, dua orang WNI, atas nama Sudirman dan Badar disandera kelompok bersenjata di Papua Nugini. Pelaku penyanderaan diketahui bernama Jeffrey Pagawak, yang memang sudah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) Kepolisian sejak 2006 dan diduga kuat terlibat dalam insiden Abepura Berdarah pada 2012 silam.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement