Senin 14 Sep 2015 14:36 WIB
Musibah Crane Jatuh

Sebelum ke Makkah, Guru Korban Crane Menititipkan Muridnya

Rep: C01/ Red: Ilham
Jamaah melaksanakan ibadah tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).  (foto : AP)
Jamaah melaksanakan ibadah tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (foto : AP)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Guru Ekonomi SMAN 8 Bandung, Raden Adang Joppy (58 tahun), menjadi salah satu dari 10 korban tewas asal Indonesia akibat robohnya crane di Masjidil Haram pada Jumat (11/9). Untuk mendoakan almarhum Joppy, seluruh siswa SMAN 8 Bandung beserta para guru melakukan shalat ghaib bersama hari ini, Senin (14/9).

"Dalam rangka mendoakan Almarhum (Joppy). Semoga Almarhum Joppy mendapatkan tempat terbaik," ujar Kepala Sekolah SMAN 8 Bandung, Suryana saat ditemui di gedung SMAN 8 Bandung usai menunaikan shalat ghaib, Senin (14/9).

Suryana mengenang Almarhum Joppy sebagai sosok guru yang baik dan teladan. Almarhum Joppy merupakan guru yang humoris dan dikenal kritis diantara para pendidik di Kota Bandung. Oleh karena itu, Suryana tanpa ragu menilai almarhum Joppy sebagai figur seorang guru yang sangat baik.

Sebagai seorang guru, Suryana menilai Joppy merupakan sosok yang patut diteladani. Sebelum berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji, pria yang sudah mengajar selama 17 tahun di SMAN itu bahkan masih memikirkan para siswanya. Joppy, lanjut Suryana, sempat menitipkan para muridnya kepada pihak sekolah.

"Beliau titipkan, khususnya anak yang beliau ajar. Kepada pihak keluarga juga kami dengar beliau menitipkan anak sulungnya, Yoga, untuk mengurus anak bungsunya (Dinda). Kita kadang baru sadar setelah kejadian kalau itu isyarat," kenang Suryana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement