Jumat 11 Sep 2015 20:10 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Imam Masjid Tolikara Berharap Penyerangan tak Terulang

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Ilham
Imam pada Shalat Idul Fitri di Musholla, Ustadz Ali Muhtar berdiskusi bersama Tim Pencari Fakta (TPF) Komat Tolikara di Tolikara, Papua, Kamis (23/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Imam pada Shalat Idul Fitri di Musholla, Ustadz Ali Muhtar berdiskusi bersama Tim Pencari Fakta (TPF) Komat Tolikara di Tolikara, Papua, Kamis (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Masjid Baitul Muttaqin Tolikara, Ali Muhtar berharap ketegangan di Tolikara, Papua bisa segera mereda. Ia pun berharap hal itu bisa terwujud dengan keberlangsungan pelaksanaan shalat Idul Adha 1436 Hijriyah yang akan datang.

"Mudah-mudahan (insiden Idul Fitri) tidak sampai terulang kembali," ujar Ali dalam diskusi tentang intoleransi di Tolikara di Jakarta, Jumat (11/9).

Ali menyampaikan, pelaksanaan shalat Idul Adha di Tolikara sudah siap. Masjid yang dibangun kembali di atas tanah milik Koramil Tolikara pun sudah dalam tahap 90 persen pembangunan. Bahkan, pada 23 September 2015, kata Ali, Wakil Presiden Jusuf Kalla akan meresmikan masjid tersebut.

Selain masjid, pembangunan rumah kios (ruki) juga sudah mencapai 80 persen. Meski begitu, Ali mengakui warga membutuhkan bantuan modal untuk menjalankan roda perekonomian kembali. Dengan bergeraknya ekonomi, kata Ali, korban insiden Tolikara akan kembali mandiri dan tidak perlu bergantung pada bantuan.

Selain itu, Ali mengakui pascainsiden tersebut banyak warga pendatang yang kembali ke kampung halaman seperti Sulawesi dan Jawa. Akan tetapi, Ali berharap mereka bisa kembali agar tetap ada umat Islam di Tolikara. "Sudahlah kembali. Tolikara sudah aman," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement