Kamis 10 Sep 2015 13:38 WIB

Pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasir Koja Dimulai

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ilham
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono
Foto: ROL/Casilda Amilah
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpura) mulai merealisasikan pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja). Jalan tol sepanjang  8,15 kilometer tersebut akan menjadi salah satu infrastruktur pendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI di Jawa Barat pada September 2016.

Pembangunan diawali diawali dengan groundbreaking oleh Menpupera Basuki Hadimuljono di Bandung pada Kamis (10/9). "Ini juga menjadi bukti, di tengah situasi ekonomi yang tengah lesu, pembangunan infrastruktur terus lanjut," kata Menteri Basuki.

Ia lantas menyinggung soal sejumlah proyek pembangunan yang telah dimulai, misalnya construction kick off PLTU Batang, penggenangan waduk Jatigede, groundbreaking proyek kereta ringan (LRT) dan yang lainnya. Dalam acara peletakkan batu pertama pembangunan, ia didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Soedjono.

Basuki menerangkan, jalan tol Soreang-Pasir Koja akan menghubungkan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung serta terkoneksi dengan jalan tol Padalarang-Cileunyi.

Jalan tol dengan nilai investasi sebesar Rp 1,51 triliun tersebut diharapkan mampu merangsang pelaku usaha untuk berinvestasi, sebagaimana yang terjadi pasca pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan. Sembari pembangunan dimulai, fasilitas pendukung bisnis lainnya pun mulai dirintis.  

Seperti diketahui, Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Soreang-Pasir Koja telah ditandatangani pada 4 September 2015. PT Citra Marga Lintas Jabar menjadi pihak yang ditunjuk sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ruas tol tersebut. Meskipun proses pembebasan lahan belum selesai seluruhnya, Menteri Basuki optimis pembangunan bisa selesai sebagaimana target.

"Saya percaya kapasitas investor dan anggota konsorsium, Wali Kota dan Bupati bisa menyelesaikannya, bismillah," tambah Menteri Basuki.

Jalan tol, lanjut dia, harus dibangun dengan memperhatikan kualitas yang didukung penjaminan aspek keselamatan, kenyamanan, dan juga lingkungan. Dengan begitu, ia bisa menjadi contoh untuk pembangunan jalan tol lain, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement