Kamis 10 Sep 2015 12:25 WIB

Terjegal Konstitusi, SBY Disarankan Tiru Habibie

Rep: C25/ Red: Ilham
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alih-alih kembali ke dalam bursa pencalonan presiden seperti yang ditiupkan sejumlah orang di twitter, SBY diminta untuk meniru langkah dan sikap Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie, sebagai negarawan.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, menilai #I Want SBY Back yang sempat ditiupkan sejumlah orang di media sosial twitter tidaklah tepat. Menurut dia, sampai saat ini pun SBY masih bisa dibilang aktif di dunia politik, karena posisinya masih sebagai ketua umum Partai Demokrat.

Namun, apabila yang dimaksud merupakan kembalinya SBY ke bursa pencalonan presiden, Ray menegaskan kalau hal itu tidak akan terjadi karena akan terganjal konstitusi.

Ia menjelaskan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, seseorang yang telah menjabat sebagai presiden dengan masa jabatan selama dua periode, tidak diperbolehkan lagi untuk kembali mencalonkan diri.

Ia menerangkan bisa saja SBY kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden, apabila Partai Demokrat mampu mengubah regulasi yang ada, yaitu undang-undang. Tapi tentu saja, terang Ray, proses itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. "Tapi saya tidak yakin ia mampu mengikuti," kata Ray.

Dibandingkan sibuk mengurusi dunia politik, Ray menyarankan untuk mengikuti langkah yang diambil Habibie, yang menegaskannya sebagai seorang negarawan.

Menurut Ray, sikap Habibie selama ini yang hanya memberikan komentar pada momen dan waktu tertentu yang tepat, sangat cocok dijadikan contoh sebagai seorang negarawan.

Sayangnya, langkah menjadi seorang negarawan dianggap sangat sulit untuk dilakukan, mengingat SBY masih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, dan seakan belum mau melepaskan dunia politik.

Ray berpendapat posisinya sebagai Ketum partai politik, mau tidak mau memaksanya untuk terus keluar menanggapi apa pun yang terjadi di dunia politik, baik memberi kritik maupun dukungan terhadap pemerintah.

"Lebih baik seperti Habibie, tapi sulit kalau merasa belum ada penggantinya, kalau mau keluar dulu dari ketua partai," ujar Ray.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement