Rabu 09 Sep 2015 19:31 WIB

Tujuh Kecamatan di Sragen Dilanda Krisis Air Baku

Rep: Edy Setyoko/ Red: Ilham
Air bersih (ilustrasi)
Foto: antara
Air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Dampak bencana kekeringan akibat musim kemarau panjang mulai dirasakan warga Kabupaten Sragen, Jateng. Sebanyak 86 dukuh yang tersebar di tujuh kecamatan dilanda krisis air bersih.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat terus menggencarkan pengiriman air bersih ke wilayah krisis air. ''Saat ini sudah mencapai 375 tangki,'' kata Djoko Suprapto, Direktur Utama PDAM Sragen, Rabu (9/9).

Berdasar catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, wilayah yang mengalami bencana kekeringan adalah Kecamatan Miri, Kecamatan Tangen, Kecamatan Jenar, Kecamatan Mondokan, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Gesi, dan Kecamatan Sumberlawang.

Hingga saat ini, jumlah droping air bersih ke wilayah krisis sudah mencapai 375 tangki. Rinciannya, 268 tangki permintaan dari Dinas Sosial (Dinsos), 77 tangki dari bantuan sosial dan pihak ketiga, serta 30 tangki bantuan dari PDAM ke masyarakat secara insidentil.

Pengiriman air bersih itu sudah berlangsung sejak Juli dan akan terus dilakukan sampai tidak ada permintaan dari bawah lagi. Menurut Djoko, PDAM tetap memprioritaskan pelayanan untuk droping. Ini karena itu merupakan bagian dari fungsi pelayanan sosial kepada warga yang sangat membutuhkan air bersih.

Harga jual air per tangki volume 4 ribu liter, tahun ini juga dipatok masih sama Rp 250 ribu. Meski ada kenaikkan harga solar demi membantu warga yang kesulitan. Sampai sekarang, droping masih terus berjalan. ''Sepanjang ada permintaan, langsung kami kirim. Semua armada kita kita kerahkan untuk memenuhi droping ke wilayah yang membutuhkan. Sehari bisa sampai enam rit,'' tambahnya.

Djoko juga akan memperbanyak bantuan perlengkapan tandon air di wilayah kekeringan. Soalnya, saat ini baru ada sekitar 35 tandon bantuan dari pihak ketiga yang baru bisa mencakup beberapa desa saja. Adanya tandon air ini, dinilai penting untuk mempersingkat waktu, dan memudahkan warga untuk tidak antri terlalu lama.

PDAM berusaha mencarikan bantuan 100 tandon lagi. Harapannya, dengan tandon itu warga tidak perlu antri menunggu dari armada. Tapi, nanti cukup mengambil dari tandon yang sudah ada di wilayah. PDAM juga bisa lebih cepat menuangkan air sehingga jangkauan droping bisa lebih banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement