Senin 07 Sep 2015 11:37 WIB

Perhutani Cari Lokasi Pasti Kebakaran Gunung Slamet

Gunung Slamet
Foto: friendslookup.com
Gunung Slamet

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Jawa Tengah, menerjunkan tim pendahulu untuk memantau kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet sebelah barat daya.

"Berdasarkan koordinasi dengan tim penanggulangan bencana, biasanya naiknya lewat Kalipagu (Kabupaten Banyumas). Namun, ternyata tidak bisa, harus memutar ke barat lewat Kaligua (Kabupaten Tegal). Kemarin sudah ada tim pendahuluan yang akan naik pagi ini," kata Administrator Perhutani KPH Banyumas Timur Wawan Triwibowo, Senin (7/9).

Menurut dia, tim pendahulu yang berjumlah sekitar 15 orang serta terdiri atas personel Perhutani dan masyarakat itu bertugas untuk memastikan lokasi kebakaran.

Jika lokasi atau titik koordinat kebakaran tersebut telah diketahui, kata dia, pihaknya akan segera mengirimkan tim untuk melakukan upaya-upaya pemadaman lebih lanjut.

"Yang pertama dilakukan, kami tidak mungkin mengerahkan banyak orang karena harus dipastikan lokasinya dahulu, biasanya jalan kaki selama 6-8 jam. Kami khawatir kalau mengerahkan banyak orang, lokasinya belum pasti malah banyak yang berhenti di tengah jalan," katanyaa.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Slamet, Sukedi mengatakan kemungkinan kebakaran hutan terjadi di balik bukit sebelah barat daya Gunung Slamet sedangkan PPGA Slamet berada di sisi utara sehingga wajar jika titik api belum terdeteksi.

"Kalaupun ada titik api, kami terhalang oleh bukit yang lebih tinggi di sebelah utaranya (utara Igir Klanceng), yakni Bukit Kencana dan Bukit Penjara," katanya.

Seperti diwartakan, hutan di lereng Gunung Slamet dilaporkan kembali mengalami kebakaran sejak Sabtu (5/9). Lokasi kebakaran tersebut diperkirakan berada di sekitar perbatasan wilayah Perhutani KPH Banyumas Timur dan KPH Pekalongan Barat atau di atas lokasi kebakaran yang terjadi pada akhir bulan Agustus 2015, yakni pada ketinggian 2.400--2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement