Senin 07 Sep 2015 09:12 WIB
Polemik DPR temui Trump

Imam Shamsi Ali Ingin Akhiri Polemik dengan Pimpinan DPR

Imam Shamsi Ali
Foto: AP/Seth Wenig
Imam Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Masjid Al Hikmah, New York, Imam Shamsi Ali ingin menghentikan kontroversi terkait kunjungan pimpinan DPR yang menghadiri kampanye capres AS dari partai Republik Donal Trump. Meski tidak menyebut langsung, dia menyiratkan dukungan yang besar dari publik Indonesia, yang membuatnya harus mengakhiri kontroversi yang berkembang.

Dia tidak ingin niatnya mengkritik pimpinan DPR berubah arah. Meski tak menyebut langsung, secara tersirat ia takut terjangkiti penyakit riya. Berikut penjelasannya melalui akun Facebook, Shamsi Ali Satu:

Dear teman-teman, kalau dalam bahasa Al-qurannya: "maa alaika illal balaagh" (kewajiban kamu hanya menyampaikan saja). Dan "alaa fahal qad ballaghtu" (ya Allah tidakkah saya sudah sampaikan)?

Selebihnya biarlah Allah yang menilai, lalu juga masyarakat menilai apa sesunguhnya di hati dan pikiran kita masing-masing. Ketika berkata, bersikap, bagi seorang yang beriman dengan Allah, semua itu akan dipertanggung jawabkan.

Saya mau hentikan ini karena terlalu banyak dukungan, bahkan pujian. Khawatir niat saya bergeser dari keinginan memperbaiki ke keinginan membusungkan dada dan merendahkan orang lain.

Untuk itu, dengan ini saya nyatakan masalah ini saya akhiri. Insya Allah semangat amar ma'ruf nahi mungkar takkan surut. Untuk saat ini saya khawatir jika hati ini terjangkiti penyakit riya....

Ini juga bukan sekedar diskusi untuk menang-menangan. Tapi untuk menjadi pelajaran untuk kita semua melangkah ke depan yang lebih baik.

Terima kasih kepada semua yang telah mendukung langkah saya. Dan maaf kepada siapa saja yang kira-kira karena apapun kurang berkenang dengannya.

Sekali lagi saya bukan politisi dan tidak punya kepentingan politik apa-apa. Saya hanya ingin melihat bangsa dan negara saya maju, kuat, sehebat bangsa-bangsa besar lainnya.

Perjuangan masih panjang!

Terima kasih dan wallahu ya'fu an katsiir!

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement