Sabtu 05 Sep 2015 11:22 WIB
Buwas Dicopot

Pengamat: Ada Kepentingan Kelompok Dalam Rotasi Kabareskrim

Rep: c07/ Red: Hazliansyah
Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso memberikan pernyataan kepada awak media di Gedung Bareskrim, Jakarta, Rabu (2/9).    (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso memberikan pernyataan kepada awak media di Gedung Bareskrim, Jakarta, Rabu (2/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hukum M Nasef mengatakan rotasi Kabareksrim Budi Waseso menjadi Kepala BNN tidak hanya terkait dengan upaya pemerintah menjaga stabilitas pemerintahan sebagaimana disampaikan beberapa orang di lingkaran istana.

"Ada pengaruh besar dari kelompok-kelompok kepentingan (interest group) yang 'bermain' di situ," kata Nasef kepada Republika.co.id, Sabtu (5/9).

Menurutnya, ada kelompok tertentu yang tidak suka dengan agresivitas Bareskrim akhir-akhir ini dalam mengusut kasus hukum atau korupsi yang melibatkan sejumlah perusahaan besar termasuk BUMN.

Sebab, sambung Nasef, kalau alasannya hanya karena sering menimbulkan 'kegaduhan', kenapa baru sekarang dirotasi. Bahkan, sebelumnya Kabareskrim juga sudah banyak membuat 'kegaduhan', khususnya diantara aparat penegak hukum, dengan mengkriminalisasi pimpinan KPK, sejumlah aktivis anti korupsi, sampai komisioner KY.

"Kalau itu alasannya, harusnya kabareskrim sudah dicopot dari kemarin-kemarin," tegasnya.

Nasef melanjutkan, bila memang benar rotasi diakibatkan adanya pressure dari interest group tertentu, maka hal itu sangat disayangkan. Sebab sebagai negara hukum, proses penegakan hukum tidak boleh diintervensi oleh siapapun.

Penegakan hukum harus steril dari berbagai macam kepentingan di luar hukum. "Itu kalau kita mau konsisten untuk mengimplementasikan prinsip negara hukum yang diamanatkan konstitusi kita," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement