Kamis 03 Sep 2015 11:45 WIB

Program Revolusi Mental Jokowi Harusnya Bisa Cegah Konflik TNI-Polri

Laman revolusi mental
Laman revolusi mental

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Sukamta menilai gagasan revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo seharusnya bisa mencegah ego sektoral dan konflik antara TNI dengan Polri. "Diperlukan sebuah solusi yang bersifat permanen agar konflik serupa tidak lagi terulang di masa yang akan datang," kata Sukamta di Jakarta, Kamis (3/9).

Hal itu dikatakan Sukamta menyusul terjadinya kembali pertikaian antara anggota TNI dengan Polri di Polewali, Sulawesi Barat, Ahad (30/8). Dia meminta agar revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi mampu membentuk pola pikir atau mindset dan karakter bangsa, terutama bagi pilar-pilar keamanan dan ketertiban negara.

Menurut dia, hubungan institusi sipil-militer yang harmonis merupakan salah satu karakteristik utama dari pemerintahan yang demokratis. "Oleh karena itu, dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini," ujarnya.

Menurut Sukamta, perselisihan yang kerap diawali oleh permasalahan kecil mengindikasikan adanya bibit permusuhan yang terpelihara. Peristiwa ini, ujarnya, justru menandakan belum adanya integritas dan semangat persatuan antar instansi.

"Jika pemerintah serius menjadikan keluhuran moral dan mentalitas sebagai karakter bangsa, maka harus dicontohkan oleh pejabat tinggi negara beserta institusinya," katanya.

Menurut dia, dilihat dari aspek kultural, seharusnya sikap kebanggaan terhadap korps tidak dipraktekkan pada hal-hal yang bertentangan dengan Sapta Marga prajurit TNI dan sumpah janji anggota Polri. Sukamta menilai, dari aspek kelembagaan, kedua instansi ini harus menumbuhkan citra positif lembaga di tengah-tengah masyarakat.

"Sementara dari segi legislasi, Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional yang telah masuk dalam Prolegnas perlu segera direalisasikan, agar mampu memperkuat upaya integrasi TNI-Polri," katanya.

Sebelumnya, puluhan tentara dan polisi terlibat bentrokan di sebuah arena road race Sport Center di Kelurahan Manding, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu (30/8) sore. Bentrokan itu diduga akibat dipicu kesalahpahaman.

Seorang anggota TNI tewas tertembak bernama Prajurit Dua Yuliadi, anggota Kodim 1401/Majene.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement