Ahad 30 Aug 2015 15:19 WIB

Panen tak Mampu Redam Kenaikan Harga Beras

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
Beras BULOG
Foto: Republika/Prayogi
Beras BULOG

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Panen yang sedang berlangsung di berbagai wilayah eks Karesidenan Banyumas tidak mampu meredam harga beras. Bahkan, selama beberapa hari terakhir, harga beras terus mengalami kenaikan. Saat ini, harga beras jenis medium IR 64 di pasaran setempat sudah mencapai Rp 9.400 per kilogram.

''Sudah sejak empat hari lalu harga beras medium mengalami kenaikan. Tidak hanya IR saja, tapi semua beras medium naik,'' kata Haryanto (48), pedagang kebutuhan pokok di Pasar Manis Kota Purwokerto, Ahad (30/8).

Dia mengaku tidak tahu, kenapa harga beras mengalami kenaikan. Namun menurutnya, kenaikan harga tersebut terjadi sejak dari petani hingga penggilingan. ''Saya juga heran, kok harga beras malah naik? Padahal saat ini banyak petani sedang panen,'' katanya.

Asosiasi Perberasan Banyumas, Faturrahman mengakui harga beras belakangan memang mengalami kenaikan. ''Kenaikan harga beras ini, karena harga gabahnya juga mengalami kenaikan. Saat ini, harga gabah kering panen (GKP) sudah mencapai Rp 5.200 per kilogram. Mengalami kenaikan sekitar Rp 400 per kilogram dibanding sepekan sebelumnya,'' jelasnya.

Dia memperkirakan, kenaikan harga beras yang terjadi di musim panen ini disebabkan banyak petani yang tidak menjual gabahnya meski sedang panen. Kalau pun ada yang menjual, kebanyakan merupakan gabah sisa dari hasil panen musim sebelumnya atau pada musim hujan lalu.

''Para petani banyak yang tidak menjual hasil panen padinya yang sekarang, karena mereka memperkirakan kemarau masih akan berlangsung lama," katanya. Petani, kata dia, perlu mengantisipasi lamanya waktu musim panen yang akan datang dengan menyimpan gabah dalam jumlah yang lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement