REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyayangkan sikap sebagian anggota dewan terkait wacana pengadaan kasur. Menurut dia, di tengah kondisi perekonomian kini yang melesu, tidak sepatutnya proyek senilai Rp 12 miliar ini mengemuka.
“Sangatlah ironis, di tengah-tengah negara kita sedang krisis ekonomi, menghadapi dolar yang semakin menguat, ini kita hanya berpikir soal kasur,” ujar Taufik Kurniawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (25/8).
Kendati demikian, politikus PAN ini tidak menampik pengadaan kasur sebagai kebutuhan tersier bagi para anggota dewan. Fasilitas lainnya terkait teknis rumah dinas anggota dewan, menurut Taufik, diatur Kesekjenan DPR. Sehingga, diharapkan tidak menjadi isu sensasional publik.
“Ini kan anggota DPR mau tidur di kasur, boleh. Di tikar, boleh. Di meja, boleh,” kata Taufik.
Sebelumnya, tercatat pengadaan spring bed rumah jabatan anggota dewan di Kalibata, Jakarta Selatan, senilai Rp 10.304.525.000. Adapun pengadaan yang sama di Ulujami senilai Rp 847.110.000 dan sebanyak Rp 1.300.860.ooo untuk spring bed di Wisma Griya Sabha. Demikian data dari Center for Budget Analysis.