Kamis 20 Aug 2015 01:19 WIB
Pesawat Trigana Hilang

Papua Butuh Fasilitas Meteorologi dan Navigasi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Petugas menunjukkan foto udara lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (18/8).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Petugas menunjukkan foto udara lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Penerbangan, Alvin Lie mengatakan, saat ini bandara di Papua sangat membutuhkan fasilitas meteorologi dan navigasi. Ini perlu dilakukan supaya kecelakaan akibat cuaca buruk tak sering terjadi.

"Saya yakin faktor cuaca pengaruhnya cukup dominan. Apalagi cuaca di Papua itu berbeda dengan cuaca di Jawa," katanya, Rabu, (19/8).

Cuaca di Papua itu mudah berubah, misalnya dari terang tiba-tiba jadi berawan. Konturnya juga berbeda, banyak pegunungan dan danau. "Apalagi kontur tanahnya banyak gunung-gunung yang tinggi. Makanya meteorologi dan navigasi itu sangat dibutuhkan oleh pesawat yang terbang ke sana," ujarnya.

Cuaca di Papua, kata Alvin, tak bisa disamakan dengan di Jawa dan di Sumatera yang mudah diprediksi. Ini harus dipikirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement