Rabu 19 Aug 2015 11:17 WIB
Pesawat Trigana Hilang

Keluarga Co-Pilot Trigana Air Nantikan Kepulangan Jenazah

 Tim SAR dari unsur TNI dan Warga menunjukkan puing serpihan pesawat Trigana Air PK-YRN di kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (17/8).
Foto: Antara/Kila
Tim SAR dari unsur TNI dan Warga menunjukkan puing serpihan pesawat Trigana Air PK-YRN di kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pihak keluarga menantikan kepulangan jenazah Ariadin Falani (40) CO-Pilot Trigana Air, yang rencananya akan dipulangkan ke rumah duka di Perumahan Taman Kenari BI Nomor 11, Kelurahan Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Kami saat ini masih menunggu kabar kepulangan jenazah, rencana akan dibawa pulang ke Banjarmasin," kata Rosnila istri Ariadin, di Bogor, Rabu.

Ariadin Falani selaku CO-Pilot menjadi salah satu dari 54 korban kecelakaan pesawat Trigana Air dengan nomor penerbangan 257 rute Jayapura-Oksibil yang mengalami hilang kontak Ahad sore (16/8).

Pesawat Trigana Air dengan nomor registrasi PK-YRN dan nomor penerbangan IL-257 "take off" dari Bandara Sentani Jayapura pukul 14.22 LT (local time/waktu setempat) dan diperkirakan tiba di Oksibil pada pukul 15.04 LT.

Pesawat Trigana Air PK-YRN kontak terakhir dengan Menara Oksibil pada pukul 14.55 LT. Pada pukul 15.00 LT Menara Oksibil kontak dengan pesawat, namun tidak ada jawaban. Pesawat dinyatakan jatuh di Pegunungan Bintang Provinsi Papua.

Pesawat tersebut membawa 49 orang penumpang terdiri dari 44 orang dewasa, tiga orang anak-anak dan dua orang bayi. Selain itu terdapat lima orang kru dalam pesawat, yakni Pilot Capt Hasanudin, Flight Officer Ariadin F, Flight Attendent Ika N, dan Dita A, Engineer Mario.

Ariadin pergi meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, terdiri atas dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang paling bungsu. Menurut Roslina, terakhir kontak bersama suami sehari sebelum pesawat mengalami hilang kontak saat itu ia sedang mempersiapkan perayaan ulang tahun anak keduanya di SD Papandayan.

"Ulang tahun Nina ditunda dirayakan Sabtu, tetapi bapaknya ngak bisa datang karena ada tugas," kata Rosnila.

Rosnila dan tiga orang anaknya saat ini menunggu kabar kapan jenazah suaminya akan diberangkatkan ke Banjarmasin, dan segera menyusul dari Bogor untuk menghadiri pemakaman. Sementara itu, untuk keperluan otopsi pihak keluarga yang berangkat ke Papua diwakilkan oleh ibu, bapak dan adik almarhum.

"Yang berangkat ibu dan bapak mertua juga adik ipar. Mereka sudah berangkat pagi tadi. Saya dan anak-anak tinggal menunggu di rumah saja," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement