Selasa 18 Aug 2015 18:48 WIB

PDIP Nilai Kritik Rizal Ramli Masih Wajar

Rep: Agus Raharjo/ Red: Karta Raharja Ucu
 Rizal Ramli
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kritik Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli pada beberapa kementerian dinilai masih wajar. Ketua DPP PDIP bidang Perekonomian, Hendrawan Supratikno mengatakan, PDIP masih dapat memaklumi kritik Rizal Ramli pada kementerian lain. Sebab, Rizal Ramli masih dalam proses transisi setelah masuk kabinet Kerja Presiden Joko Widodo pekan lalu.

“Dalam transisi seperti itu, dia ngomong seperti itu masih saya anggap sebagai hal yang wajar,” kata Hendrawan pada ROL, Selasa (18/8).

Hendrawan mengatakan, sosok Rizal masih berproses dari posisinya sebagai pengamat kebijakan pemerintah menjadi pengambil keputusan di pemerintahan. Jadi unsur spontanitas dari Rizal Ramli masih sangat menonjol. Hal itu, akan berubah ketika sudah mengikuti serangkaian rapat kabinet atau rapat koordinasi dengan kementerian lain.

Anggota Komisi XI DPR RI ini mengatakan, apa yang dilakukan Rizal Ramli terkait kritik-kritiknya pada kementerian lain karena tidak ingin ditinggal oleh kementerian di kabinet kerja yang lain. Jadi, dia mengeluarkan statemen terlebih dahulu, daripada sudah ditinggal oleh kebijakan yang dikritiknya.

“Nanti kalau sudah dalam kabinet, rapat koordinasi, dia akan menyampaikannya lebih terukur,” imbuh Hendrawan.

Kalau setelah rapat koordinasi, sikap spontanitas Rizal Ramli masih menonjol, justru akan berakibat buruk untuk kabinet sendiri. Sebab, dalam pemerintahan yang jajarannya saling berkelahi sendiri, akan dilihat sebagai preseden buruk di mata publik.

Hendrawan sendiri mengaku setuju dengan kritik Rizal Ramli soal pembelian pesawat untuk Garuda Indonesia. Menurutnya, kritik Rizal agar BUMN membatalkan pembelian pesawat jenis Airbus 350 sebanyak 30 unit memang benar.

“Saya setuju dengan Rizal, komisi VI sudah menyampaikan pandangannya terkait hal itu, saya di komisi XI juga sudah mengampaikan,” tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement