Senin 17 Aug 2015 13:59 WIB

Pedagang Ayam Mogok, Tukang Soto Ayam Ikutan Libur

Rep: C34/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang sedang memotong ayam dilapak tempat berjualan di pasar tradisional, Jakarta, Selasa (4/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pedagang sedang memotong ayam dilapak tempat berjualan di pasar tradisional, Jakarta, Selasa (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aksi mogok para pedagang ayam potong mulai Senin (17/8) hingga Rabu (19/8) mengimbas sejumlah konsumen di Kota Bogor, di antaranya pedagang soto ayam.

Abdul Jawaddudin, 26 tahun, hari ini tak menyediakan menu soto ayam di kiosnya di bilangan Situ Gede, Bogor Barat. Pasalnya, penjual daging ayam langganannya di Pasar Ciampea hari ini tak berjualan.

"Semua juga pada libur, katanya demo se-Jabodetabek," kata pria yang akrab disapa Dudin itu, Senin (17/8).

Aksi mogok itu membuat Dudin tak berjualan soto ayam. Namun, ia tetap menyediakan menu lain seperti soto mie, soto daging, dan soto babat.

Menu soto ayam yang menjadi pelengkap menu-menu lain membuat ia tak terlalu banyak membeli daging ayam. Per harinya, pria yang berdomisili di Cikampak itu hanya berbelanja setengah kilogram.

"Tapi susah juga kalau nggak ada yang jual," ujarnya.

Kali terakhir ia berbelanja di Pasar Ciampea, daging ayam telah mencapai harga Rp 45 ribu per kilogram. Nominal itu ia rasa cukup memberatkan, karena naik drastis dari harga normal sebelum Idul Fitri sebesar Rp 30 ribu per kilogram.

Tingginya harga cukup menyulitkan sebab ia tak ingin menaikkan harga soto yang ia jual. Selama ini, Dudin hanya mengurangi porsi daging ayam yang digunakan. Ia berharap harga kembali normal tanpa terus semakin 'menggila'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement