REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sempat simpang siur, Mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan ketidakhadirannya saat Presiden Joko Widodo menyampaikan Pidato Kenegaraan di Sidang Bersama DPR dan DPD pada Jumat (14/8) kemarin.
"Terus terang, setelah selama ini saya peringati Hari Kemerdekaan di Jakarta. Tahun ini saya ingin 'pulang kampung' untuk peringatinya di Pacitan," tulis SBY dalam akun twitter pribadinya @SBYudhoyono.
SBY melanjutkan, kehadiran mantan presiden dan Wapres dalam acara kenegaraan seperti kemarin, hanya bersifat undangan dan bukan sebuah kewajiban. Termasuk dalam acara peringatan detik-detik Proklamasi di Istana pada 17 Agustus mendatang.
"10 kali saya sampaikan pidato di Senayan, hanya beberapa kali satu-dua mantan Presiden & Wapres hadir. Karena memang undangan sifatnya. Dalam peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana,Gus Dur pernah hadir sekali. Selebihnya para mantan Presiden peringatinya di tempat lain," jelasnya.
"Atas apa yg saya alami dulu, tidak ada pikiran negatif saya kepad beliau-beliau itu. Tidak ada yang salah, karena memang tak ada keharusan," tulisnya.
SBY pun memberi sinyal kemungkinan tidak akan hadir dalam acara Peringatan HUT ke-70 RI di Istana Negara. Ia mengatakan pada tahun ini akan memperingati bersama masyarakat pacitan.
"Setelah 10 th terakhir saya peringati hari kemerdekaan tersebut di Jakarta, Insya Allah tahun ini saya akan peringati bersama masyarakat Pacitan. Saya berencana untuk peringati bersama pejuang & veteran di Nawangan, Pacitan, tempat Panglima Sudirman dulu pimpin Perang Gerilya," katanya.
Ketua Umum Partai Demokrat itu menjelaskan, ia berangkat dari Yogyakarta menuju Pacitan pada Sabtu pagi. SBY pun meminta maaf kepada masyarakat, karena sempa ada kesimpangsiuran perihal ketidakhadirannya kemari.
"Semoga rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan di Jakarta sukses dan dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia makin maju," ucapnya