Jumat 14 Aug 2015 22:29 WIB

Dunia Usaha di Indramayu Belum Peduli Bantu Kekeringan

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
Petani di sawah yang alami kekeringan.
Foto: Antara
Petani di sawah yang alami kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bencana kekeringan melanda berbagai daerah di Kabupaten Indramayu. Namun, hingga kini, sebagian besar dunia usaha di Indramayu belum memberikan bantuan.

"Dunia usaha sampai sekarang masih belum peduli terhadap bencana kekeringan di Indramayu," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, Jumat (14/8).

Edi menyebutkan, sejumlah dunia usaha yang belum peduli itu justru industri-industri besar. Seperti misalnya, Pertamina, PLTU dan PLN.

"Baru BJB (Bank Jabar Banten) yang sudah kasih bantuan berupa air mineral dan mie instan," terang Edi.

Edi menyebutkan, bentuk kepedulian yang bisa diberikan dunia usaha untuk mengatasi kekeringan bisa berupa apa saja. Salah satunya, berupa sarana dan prasarana armada pengangkut air. 

Edi menjelaskan, di Kabupaten Indramayu, tercatat sedikitnya 39 desa yang tersebar di 15 kecamatan telah mengajukan permintaan bantuan air bersih. Pasalnya, daerah-daerah itu mengalami krisis air bersih.

Edi menambahkan, dibandingkan kota lain di Jabar, seperti di Bekasi dan Kuningan, dunia usaha di daerah-daerah itu ikut terlibat membantu masyarakat yang mengalami kekeringan. 

"Kami undang (dunia usaha untuk ikut rapat dengan BPBD) juga tidak datang," tutur Edi.

Edi menyatakan, rencananya akan mengundang pihak Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Indramayu untuk ikut menghadiri rakor kekeringan tingkat kabupaten pada 31 Agustus mendatang. Setelah acara itu, diharapkan kadin bisa mengkoordinasikan dan menginformasikan kepada dunia usaha untuk ikut peduli mengatasi bencana kekeringan di Kabupaten Indramayu.

Selain krisis air bersih, kekeringan pada tahun ini juga melanda areal persawahan di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, per 31 Juli 2015, lahan yang mengalami puso mencapai 4.278 hektare. Selain puso, adapula lahan yang mengalami kekeringan berat seluas 2.247 hektare, kekeringan sedang 5.675 hektare, kekeringan ringan 5.955 hektare dan terancam kekeringan 15.273 hektare. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement