Kamis 13 Aug 2015 16:59 WIB

Kepala Daerah Tolak Transmigran, Ini Komentar Menteri Desa

Rep: c02/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Desa PDTT Marwan Jafar.
Menteri Desa PDTT Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar sebut kepala daerah yang menolak para transmigran berpikiran sempit. Ia mengatakan kebanyakan alasan penolakan transmigran di beberapa daerah adalah anggapan orang pinggiran dan terbuang terhadap para transmigran.

Padahal transmigran yang dikirimkan ke daerah tertinggal dan terpencil bisa jadi pemicu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pribumi, terutama dari sektor perekonomian. "Para transmigran bukan orang pinggiran dan terbuang. Mereka, kepala daerah yang menolak transmigran itu berpikiran sempit," kata Marwan saat acara pemberian penghargaan transmigran, Rabu (13/8).

Marwan mengingatkan program transpiran tidak hanya untuk pemerataan penduduk. Setiap tranmigran dipilih  dan dibimbing untuk mengembangkan sektor perekonomian masyarakat pribumi. Di kawasan transmigran mereka diberikan lahan pertanian sebagai percontohan pengelolaan hasil tani yang lebih baik.

Sehingga masyarakat pribumi bisa mencontoh cara tani transmigran yang sudah melewati masa bimbingan pengolahan hasil pertanian. Tidak hanya di sektor pertanian. Sektor lainnya pun diberikan bimbingan pengolahan.

Agar program lancar kata dia, kemendesa mengawasi perkembangan dengan mengirimkan tim untuk para transmigran. Untuk tahun 2016, Kemendesa siap menambahkan jumlah transmigran di beberapa kawasan.

Dengan ditambahnya jumlah Transmigran itu, Marwan berharap kepala daerah tujuan transmigran dapat memperlakukan para transmigran dengan lebih baik dan beradap. "Saya ingatkan lagi, transmigran bukanlah orang pinggiran dan terbuang. Jadi perlakukanlah mereka secara lebih beradap dan terhormat," kata Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement