Kamis 06 Aug 2015 17:13 WIB

BPPTKG Mengimbau Tak Ada Upacara 17 Agustus di Puncak Merapi

Rep: Yulianingsih/ Red: Bayu Hermawan
 Pendaki menaiki jalur Watu gajah menuju puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan keindahan matahari terbit di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, Ahad (17/8).  (Antara/Teresia May)
Pendaki menaiki jalur Watu gajah menuju puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan keindahan matahari terbit di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, Ahad (17/8). (Antara/Teresia May)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Pengembangan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan  Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengimbau tidak ada upacara bendera di puncak Gunung Merapi saat 17 Agustus 2015 mendatang. Imbauan ini disampaikan ke seluruh pecinta alam maupun masyarakat yang sering mendaki ke puncak tersebut.

"Di puncak sudah sangat sempit, tidak ada areal terbuka yang lapang selain itu sangat berbahaya karena material vulkanis sisa erupsi 2010 mudah longsor," ujarnya Kepala BPPTKG Yogyakarta, I Gusti Made Agung Nandaka, Kamis (6/8).

Menurutnya, pasca erupsi 2010 banyak material vulkanik masih menumpuk di puncak Merapi. "Posisinya sekarang sudah miring terbuka jadi mudah sekali lepas (longsor)," ujarnya.

Berdasarkan pendataan April 2015, sedikitnya masih ada 44 juta meter kubik material vulkanis Merapi hasil erupsi 2010 yang berada di sekeliling puncak Merapi. Karena itulah, BPPTKG menghimbau agar tidak ada pendakian hingga puncak Merapi apalagi melakukan upacara 17 Agustus di puncak gunung tersebut.

"Pendakian dan upacara hanya boleh sampai Pasar Bubar saja," katanya.

Daerah Pasar Bubar sendiri berada satu kilometer di bawah Puncak Merapi. Menurut Made, di Pasar Bubar ini justru terdapat lapangan yang cukup luas untuk upacara dan cukup aman bagi para pendaki.

Diakui Made, pihaknya sudah memasang himbauan berupa papan peringatan tidak mendaki sampai puncak Merapi di beberapa titik. Papan himbauan ini dipasang di jalur masuk pendakian Merapi di Selo, Boyolali dan di Pasar Bubar menuju puncak.

BPPTKG juga akan bekerjasama dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) untuk memantau aktivitas pendakian ini. Pihaknya kata Made memiliki 15 kamera CCTV untuk pengamatan aktivitas Merapi yang bisa difungsikan untuk memantau pendakian juga. 15 kamera CCTV ini 12 diantaranya dipasang di hulu sungai di kaki Merapi dan 3 lainnya di wilayah puncak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement