REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Perhelatan akbar Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan telah dimulai. Pertemuan tertinggi ormas Islam yang memasuki abad kedua ini dibuka Presiden Jokowi dan dihadiri menteri Kabinet serta tokoh nasional.
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia, Raja J Antoni berharap Muktamar ke-47 Muhammadiyah bisa menghasilkan keputusan strategis demi kelangsungan dakwah Muhammadiyah termasuk menlahirkan ketua umum yang visioner.
"Pak Amien, Buya Syafii dan Pak Din telah membawa Muhammadiyah ke tengah-tengah pergumulan masalah nasional bahkan internasional. Ketua umum terpilih mesti meneruskan dan meningkatkan peran-peran kebangsaan dan kemanusian Muhammadiyah," ujar Toni yang turut menghadiri acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah di Makassar.
Toni mengungkapkan, Muktamar Muhammadiyah ini mengingatkannya pada Muktamar Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) pada 1998, saat itu ia terpilih menjadi sekretaris jenderal PP IRM periode 1998-2000.
"Pembukaan Muktamar IRM ketika itu persis pada hari Pak Harto 'lengser ke prabon', tanggal 21 Mei 1998. Pak Amien Rais , ketua PP Muhammadiyah ketika itu, yang sedianya datang membuka acara terpaksa batal karena ketegangan situasi politik di Jakarta." kenang Toni
Toni menambahkan Pembukaan Muktamar IRM 1998 menjadi muktamar yang penuh suka-gembira karena tuntutan reformasi yang disimbolkan oleh turunnya Pak Harto berhasil. Apalagi, kata dia, salah seorang yang "pasang badan" memimpin gerakan reformasi adalah Amien Rais.