Senin 03 Aug 2015 16:01 WIB

Hidayat Nur Wahid Berpeluang Besar Jadi Ketua Majelis Syuro PKS

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat membuka sosialisasi empat pilar di kompleks DPR, Senin (15/6).
Foto: MPR
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat membuka sosialisasi empat pilar di kompleks DPR, Senin (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musyawarah Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) rencananya akan dilaksanakan tanggal 9 Agustus 2015 nanti di Bandung. Dalam musyawarah tersebut, akan dibahas soal pergantian posisi ketua majelis syuro di PKS yang dinilai paling krusial.

Sekretaris Badan Penyelenggara Pemilihan Raya Nasional (BPPN), Taufik Ridho mengatakan, pemilihan ketua majelis syuro menjadi sangat penting terkait dengan penyusunan kelengkapan anggota dewan pimpinan tingkat pusat.

Artinya, struktur pimpinan pusat PKS seperti Presiden, Sekretaris Jenderal serta Bendahara Umum, dibentuk oleh majelis syuro dan diusulkan oleh ketua Majelis syuro. Menurutnya, nama ketua Majelis Syuro saat ini Hilmi Aminuddin masih memiliki peluang untuk kembali menduduki kursi ketua.

Sebab, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) tidak ada aturan soal batasan periode seseorang boleh menjadi ketua majelis syuro. Namun, beberapa nama juga mulai mencuat untuk menandingi Hilmi di posisi ketua majelis syuro.

Ridho mengatakan ada beberapa nama yang memiliki kans kuat terpilih menjadi ketua majelis syuro PKS. Yang paling kuat adalah nama Hidayat Nur Wahid yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua MPR RI.

"Hidayat Nurwahid, Salim Segaf Al Juflri, dan Surachman Hidayat, mereka-mereka memiliki kans kuat sebagai ketua majelis syuro," katanya pada Republika, Senin (3/8).

Sekretaris Jenderal PKS ini menambahkan, kembali masuknya nama Hilmi Aminuddin sebagai calon kuat ketua majelis syuro PKS tidak dalam soal untuk ditanggapi. Sebab, dalam AD ART memang tidak ada batasan soal jabatan ketua majelis syuro di PKS.

Meskipun, musyawarah majelis syuro merupakan mekanisme perubahan AD/ ART. Namun, Ridho enggan membeberkan apakah ada wacana soal perubahan aturan batasan periode jabatan untuk ketua majelis syuro.

Yang pasti, kata dia, ketua majelis syuro menjadi penentu posisi anggota dewan pimpinan pusat PKS. Sebab, setelah terpilih, ketua majelis syuro akan mengusulkan nama-nama yang masuk sebagai anggota dewan pimpinan pusat PKS di musyawarah majelis syuro. Termasuk nama untuk posisi Presiden PKS yang saat ini dijabat oleh Anis Matta.

Anggota dewan pimpinan pusat PKS ini akan diambil dari anggota majelis syuro yang sudah terpilih sebanyak 66 orang atau yang dipilih oleh majelis syuro sebanyak 30 orang  sebagai anggota majelis syuro khubaro atau profesional.

"Pemilihan ketua majelis syuro dulu, karena beliaulah nanti yang akan memilik kelengkapan anggota dean pimpinan tingkat pusat termasuk di dalamnya Presiden PKS," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha mengatakan, posisi majelis syuro memang menjadi penentu untuk memilih Presiden PKS kedepan. Meskipun beberapa nama kader mencuat untuk menduduki posisi Presiden PKS, keputusan siapa Presiden PKS kedepan ada di tangan majelis syuro. Jadi, kata Hanta Yudha, siapa yang akan menjadi Presiden PKS 5tahun mendatang sangat tergantung faksi-faksi yang ada di internal anggota majelis syuro.

"Siapa Presiden PKS mendatang, tergantung komposisi faksi-faksi di majelis syuro," katanya.

Hanta Yudha menambahkan, PKS memiliki dua faksi yang paling besar. Yaitu faksi Sejahtera dan faksi Keadilan. Saat ini, memang faksi yang paling dominan adalah faksi sejahtera. Kalau faksi itu masih dominan di anggota majelis syuro nanti, Presiden PKS saat ini, Anis Matta berpeluang besar kembali memimpin PKS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement