REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi dan Jaksa dinilai oleh sejumlah pakar hukum tidak tepat untuk masuk ke dalam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka menilai Polisi dan Jaksa hanya akan menjadi penyakit dalam tubuh lembaga antirasuah tersebut.
Juru bicara Tim Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Betti S. Alisjahbana mengatakan pihaknya akan memilih sebaik mungkin orang yang tepat untuk mengisi jabatan pimpinan KPK. Betty mengungkapkan sampai saat ini, tim pansel telah memilih berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh para capim KPK.
"Kalau kami lihat bukan institusi. Tapi keahlian, penyidikan dan penyelidikan," kata Betty saat dihubungi, Ahad (2/8).
Betty menambahkan, saat ini 48 capim KPK pun tengah menjalani proses seleksi tahap tiga yakni profil asessment. Nantinya, Betty mengatakan dari 48 kandidat tersebut akan dikerucutkan kembali sebelum diserahkan kepada Presiden.
"Kita akan segera menyerahkan pada 31 agustus nanti sesuai jadwal yang telah ditentukan," ujar Betty.