REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Bandung menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk tetap menjaga pasokan air di wilayahnya. Musim kemarau yang melanda pada tiga bulan belakangan mengakibatkan ketersediaan air di Kabupaten Bandung berkurang.
Warga Kabupaten Bandung pun diminta membuat sumur artesis di pemukimannya untuk menjaga ketersediaan air. Apalagi, pasokan air bersih yang dimiliki PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung hanya mampu memenuhi tujuh persen dari total kebutuhan.
Bupati Bandung, Dadang Naser menuturkan, meski hujan turun beberapa hari yang lalu, Pemerintah Kabupaten Bandung tetap mengantisipasi menipisnya air bersih. Namun, ia mengakui, hujan tersebut telah membantu dalam memberikan pasokan air di sejumlah pemukiman warga dan juga lahan pertanian di Kabupaten Bandung.
Hanya ada dua daerah kecamatan yang masih rawan terjadi kekeringan, yakni Rancaekek dan Cikancung. Untuk mengatasinya, lanjut dia, tiap desa yang mengalami kekeringan sebenarnya bisa mengajukan dana sebesar Rp 10 juta untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya. "Ada anggaran satu desa sebesar Rp 10 jutaan, dana ini memang dari program Raksa Desa," ujar Dadang, Ahad (2/8).
Hingga saat ini, lanjut Dadang, baru empat kecamatan yang mengirimkan surat pengajuan atas bantuan dana tersebut. Selain menggunakan dana itu, warga juga dapat memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) saat menghadapi kemarau. Sayangnya, kata Dadang, penggunaan TTG ini sangat jarang dilakukan oleh warga.
Dalam kondisi musim kemarau seperti sekarang ini, lanjut Dadang, Pemkab Bandung belum akan menaikan status situasi ini menjadi siaga kekeringan. Sebab, belum ada warganya yang meminta untuk dikirimkan bantuan berupa air bersih. Namun, jika memang ada laporan dari warga, dinas terkait bakal siap membantu.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat, Ade Sudiana, musim kemarau yang terjadi beberapa bulan belakangan tidak terlalu memberikan dampak yang buruk secara signifikan terhadap lahan pertanian di Kabupaten Bandung Barat. "Saya juga belum terima laporan soal dampak kekeringan sekarang ini," tutur dia.
Justru, kata dia, puncak dari kondisi kekeringan ini bakal terjadi dalam waktu dua sampai tiga bulan ke depan. Sebab, saat ini, meski kekeringan sudah melanda, 65 lumbung padi masih dalam kondisi yang aman. "Kekeringan yang sekarang enggak akan bikin pasokan padi kita berkurang," ujar dia.