REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku kesulitan mencari sumber dana untuk membuat hujan buatan, dengan tujuan untuk mengurangi dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan.
Menurutnya jika mau melakukan rekayasa cuaca dengan menggunakan anggaran Pemprov DKI Jakarta, maka harus terlebih dahulu apakah kondisi saat ini bisa dikategorikan sebagai keadaan darurat. Ia tidak mau penggunaan anggaran akan dipermasalahkan oleh pihak-pihak tertentu.
"Tapi dananya itu yang dari mana, apakah kondisi saat ini dianggap darurat untuk keluarin duit, tahu sendiri banyak musuh saya," ujarnya.
Untuk itu, ia akan menunggu laporan dari BMKG untuk memastikan apakah badai El Nino akan berlangsung lebih panjang atau tidak.
Ahok mencontohkan kebijakan yang dipermalasahkan, seperti tentang rumah sakit Sumber Waras, yang sudah ada MoU dengan DPRD DKI Jakarta, tapi masih juga dipanggil oleh DPRD.
Padahal, hal tersebut sudah disebutkan sebagai prioritas APBD Perubahan untuk kesehatan, dengan membeli tanah sumber waras untuk pusat jantung dan kanker.
Sementara terkait kekeringan yang terjadi di Cengkareng, Jakarta Barat, ia telah memerintahkan jajarannya untuk segera mengirimkan bantuan. Air tersebut akan dibeli dari Aerta dan Palyja, karena memang hanya itu pilihan yang tersedia saat ini.
Di waktu mendatang, Ahok mengungkapkan Pemprov DKI berencana untuk memasang mesing untuk penyulingan air, sehingga bisa dimanfaatkan jika kemarau panjang kembali melanda Jakarta.
Ia pun telah memerintahkan PAM untuk membangun insfrastruktur demi memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta.