REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meyakinkan masyarakat bahwa kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia terkendali dan tidak mengancam ketersediaan pangan. Hal itu disampaikan Amran saat mengawali panen raya padi dan kedelai di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (30/7).
Mentan melaporkan, pada periode Januari-Juni tahun ini, kekeringan melanda kawasan pertanian seluas 111.000 hektare. Luasan tesebut, menurut dia, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 200 ribu hektare.
Ia menambahkan, jika biasanya pada periode musim kemarau tanaman yang mengalami gagal panen atau puso menapai 25-35 ribu hekatare, periode tahun ini, yang mengalami puso baru 8 ribu hektare.
Mentan menyampaikan, menghadapi kekeringan, Kementerian Pertanian telah melakukan upaya akselarasi produktivitas pertanian. Sejumlah cara yang ditempuh di antaranya adalah bantuan benih dan pupuk, distribusi alat pertanian, serta perluasan irigasi.
Khusus untuk mengatasi kekeringan, Kementan menyiapkan 20 ribu unit pompa air di luar jumlah bantuan pompa yang biasa diberikan. “Kami juga membentuk tim khusus untuk menangani kekeringan di Indoneia. Kami sudah menyurati Bupati di seluruh Indonesa. Kalau ada ancaman kekeringan cepat kabari, kami cari solusi,” papar Amran.
Berdasarkan kondisi tersebut, menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu kekeringan. Ia menggambarkan, stok padi hingga kini masih aman, bahkan diprediksi surplus.
Sesuai dengan Angka Ramalan (Aram) BPS, tahun ini, peningaktan produksi padi mencapai 5,5 juta ton. Dengan jumlah tersebut, dampak gagal panen akibat kekeringan tidak akan berarti.