REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Semakin bertambahnya populasi penduduk selalu beriringan dengan masalah yang timbul. Untuk menangani itu Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Malang pada tanggal mengadakan audiensi dengan tim Smart City/Community Innovation Center (SCCIC) Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rangka penerapan konsep Smart City.
“Semoga Smart City dapat bermanfaat bagi perkembangan Kota Malang,” kata Sektaris Dinas Komunikasi dan Informasi, Drs. Farid Wahyudi MM, Kamis (30/7.)
Audiensi penerapan konsep Smart City ini dihadiri oleh perwakilan dinas-dinas yang terkait seperti Dinas Komunikasi dan Informasi, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Humas Kota Malang.
Sedangkan dari Tim SCCIC ITB diwakili oleh Yessy sebagai moderator, Pujo Laksono dan Iqbal Maruki. Dalam presentasinya Tim SCCIC ITB menjelaskan bahwa konsep Smart City memiliki agenda untuk memperkuat manajemen perkotaan melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, memungkinkan pemerintah kota untuk merasakan, memahami dan menindaklanjuti berbagai aspek yang berjalan di kota dengan lebih efektif dan efisien.
Ada tiga hal yang diperlukan untuk membangun Smart City. Yang pertama, masyarakat sebagai pengambil keputusan. Kedua, proses merupakan tata kelola dan peraturan yang diperlukan berupa data dan aspek-aspek sebelum pengambilan keputusan, Yang ketiga, teknologi digunakan untuk mengimplementasikan dan mengoptimalkan penggunaannya dalam mengatasi setiap masalah.
Smart City memiliki banyak produk dan inovasi yang dapat digunakan seperti: Smart System Platform, Smart Health, Smart Lightning, Smart Transport, Smart Energy, Smart Building, Smart Parking, Smart Education, dan Smart Environment.
Selain mengenalkan produk, Tim SCCIC ITB juga sehubungan konsep Smart City seperti penggunaan Smart Lightning cukup menarik perhatian.
“Dengan menggunakan Smart Lightning petugas tidak perlu melakukan pegawasan langsung ke setiap penerangan jalan hanya perlu menggunakan aplikasi dan sensor untuk mengawasi setiap penerangan jalan,” kata Puji Laksono.
Penggunaan Smart System Platform yang dapat diimplementasikan sebagai Operation/Situation Room juga menarik diterapkan di Kota Malang.
Tim SCCIC ITB menyebutkan bahwa untuk mewujudkan konsep Smart City yang sebenarnya diperlukan Database Kependudukan. Hal ini akan menjadi tantangan sendiri karena Database Kependudukan meupakan data yang sangat rahasia.
“Untuk mendapatkan database Kependudukan harus mampu mencari celah dan bekerja sama dengan Kementrian Dalam Negeri yang tentunya hal tersebut bukanlah hal yang mudah,” tambah Puji.