Rabu 29 Jul 2015 12:20 WIB

'HMI Telah Lama Mengusung Gagasan Islam Nusantara'

 Ketua Umum PB HMI M Arief Rosyid memberikan sambutan saat Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)ke 68 di Jakarta, Kamis (5/2)malam. Pertemuan mengusung HMI untuk Rakyat Karya Nyata untuk Indonesia dihadiri Kabinet kerja dan para alumni.
Foto: Tahta Aidila/Republika
Ketua Umum PB HMI M Arief Rosyid memberikan sambutan saat Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)ke 68 di Jakarta, Kamis (5/2)malam. Pertemuan mengusung HMI untuk Rakyat Karya Nyata untuk Indonesia dihadiri Kabinet kerja dan para alumni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Arief Rosyid Hasan menyatakan pihaknya siap menangkal bahaya terorisme di Indonesia. Caranya, dengan lebih toleran dan menjunjung tinggi keterbukaan.

"HMI sejak lama telah mengusung gagasan Islam Nusantara oleh Nurcholis Madjid, yang toleran dan menjunjung tinggi keterbukaan. Kami siap menangkal bahaya isu terorisme di Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/7).

Ia mengemukakan hal itu saat diskusi hubungan bilateral Indonesia dan Inggris yang melibatkan kelompok masyarakat sipil dan pemuda Indonesia, dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron. Selain untuk membicarakan hubungan bilateral Indonesia dan Inggris, diskusi ini juga diadakan sehubungan dengan isu multikulturalisme dan toleransi di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta pada Selasa (28/7).

Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Maudy Ayunda, Irfan Amalee (Peace Generation), Widya (Sabang Merauke Institute), Diajeng Lestari (Komunitas Hijabers), Fajar (Maarif Institute), dan Alissa Wahid (Gusdurian). Agenda ini adalah penguatan kelompok masyarakat sipil dan pemuda sebagai usaha untuk menghalau ekstremisme yang kelak akan ditindaklanjuti.

David Cameron yang juga merupakan Pimpinan Partai Konservatif Britania Raya itu percaya bahwa Islam adalah agama yang menghindari adanya kekerasan. Menurut Cameron, kekerasan yang terjadi dengan mengatasnamakan agama hanyalah ulah oknum-oknum tertentu, Suami dari Samantha Sheffield ini mengharapkan pemuda mengambil sikap.

Perdana Menteri yang menjabat sejak tahun 2010 itu juga memaparkan fakta yang menunjukkan sasaran paling rentan terpengaruh dan menjadi pengikut kelompok ekstrem atau radikal adalah kaum muda. Pertama, kata Cameron, dikarenakan kelompok usia ini masih labil dalam pegangan nilai keagamaan.

Kedua, kata dia, karena jumlah pemuda yang sangat besar hingga mencapai lebih 60 juta jiwa atau seperempat dari total penduduk Indonesia. "Aksi-aksi kelompok ekstrem yang terjadi menunjukkan pemuda selalu memegang peran yang penting, walaupun mereka sebenarnya lebih sering dikorbankan untuk kepentingan elite kelompoknya," kata Cameron.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement