REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari terakhir pendaftaran calon Pilkada serentak tidak hanya menghasilkan jumlah 705 pasangan calon yang mendaftar untuk Pilkada, tetapi juga diwarnai oleh pengepungan massa di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua KPU Husni Kamil mengatakan hingga hampir tengah malam, terjadi situasi tidak kondusif di kantor KPU setempat oleh massa dari salah satu pasangan calon.
“Kami dapat informasi yg sedikit berbeda dengan kondisi daerah lain, di Labuan Bajo dimana sampai dini hari, beberapa menit lalu kondisi di selingkaran kantor KPU masih ada keramaian oleh massa,” ujar Husni dalam keterangan persnya di Media Center KPU, Jakarta, Rabu (29/7) dini hari.
Menurut Husni kehadiran massa tersebut untuk mendesak KPU setempat menerima pendaftaran pasangan calon yang mereka dukung yakni Fidelis Pranda dan Benyamin Padju. Ia menuturkan pendaftaran calon untuk pasangan calon tersebut terpaksa tidak diterima karena syarat pengajuannya yang tidak sesuai, dimana diketahui salah satu partai politik yang mengajukan paslon tersebut mencabut dukungan di sela-sela pendaftaran.
“Ada keinginan massa calon tertentu untuk diterima pendaftaran oleh KPU, karena kondisi itu dan waktu yang tidak memungkinkan di Kabupaten Manggarai, maka pendaftaran diterima oleh KPU setempat dan segera dikonsul dengan KPU, esok kami akan menerima laporan situasi penerimaan pendaftaran tersebut,” ujar Husni.
Oleh karenanya rekapitulasi pendaftaran calon masih bisa akan bertambah mengingat proses yang masih berlangsung di daerah. Jumlah yang sudah dihimpun KPU hingga saat ini yakni terdapat 705 paslon yang telah mendaftar yakni 576 dari parpol dan 129 dari calon perseorangan.