REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ideologi Pancasila dan pemahaman agama, terutama Islam, harus terus ditingkatkan. Jika semakin kuat, otomatis propaganda-propaganda radikalisme, terutama ISIS, akan mental dengan sendirinya.
“Ini sangat penting, karena para pelaku radikalisme, apalagi ISIS, menyerang sasarannya melalui ideologi dan agama. Jadi upaya yang dilakukan BNPT dan lembaga-lembaga terkait dalam menanggulangi paham ISIS dengan memperkuat ideologi dan agama di Indonesia itu sudah tepat," ujar mantan anggota teroris dari kelompok Moro Islamic Liberation Front/MILF, Ali Fauzi Manzi , Selasa (28/7).
Menurutnya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan toleransi antarumat beragama yang tinggi. Toleransi inilah yang bisa menjadi kunci untuk mencegah dan menangkal penyebaran propaganda paham radikalisme, terutama yang dilakukan oleh militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Sehingga tidak ada tindakan-tindakan represif yang dilkukan kepada agama tertentu. Itulah yang membuat warga Indonesia justru lebih sedikit yang ikut bergabung dengan ISIS di Suriah dibandingkan dengan negara-negara barat di mana banyak negara yang memperlakukan Islam secara represif. Pendekatan antara umat beragama sangat soft sehingga tidak terjadi gesekan," kata adik dari terpidana mati bom Bali, Amrozy ini.
Menurut Ali Fauzi, selain toleransi antarumat beragama, upaya pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga menjadi faktor penting dalam mencegah eksodus WNI ke Suriah. Misalnya dengan upaya sosialisasi BNPT ke seluruh unsur masyarakat tentang bahaya radikalisme dan ISIS bagi kehidupan bangsa.
Ia juga mengapresiasi gerak cepat pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi WNI yang bepergian ke Turki, terutama yang akan bergabung dengan ISIS. “Dalam 5 bulan terakhir ini antisipasi yang dilakukan pemerintah sudah cukup bagus dengan ditandai adanya pencegahan WNI yang akan bergabung dengan ISIS baik yang tertangkap di perbatasan Turki–Suriah atau bandara,” papar dia.
Yang pasti, kata Ali Fauzi, upaya itu harus terus ditingkatkan. Karena ancaman ISIS ini sudah semakin menglobal sehingga harus diimbangi dengan upaya maksimal dalam setiap pencegahannya.
“Intinya jangan pernah kendur, apalagi lengah. Mereka bisa ‘menusuk’ melalui berbagai cara. Salah satu jalan terbaik ya itu tadi yaitu memperkuat ideologi Pancasila dan memperdalam pengetahuan agama,” ujar Ali Fauzi.
Sebelumnya Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menilai, Indonesia lebih berhasil dalam menekan jumlah warganya untuk tidak bergabung dengan ISIS dibandingkan dengan warga Inggris. Itu tercermin dari jumlah WNI yang diperkirakan bergabung dengan ISIS yang berada pada kisaran lebih kurang 500 WNI. Sementara di Inggris, jumlah warganya yang ikut ISIS lebih dari angka tersebut.