REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Seorang mahasiswa tewas usai berkemah di Gunung Guntur Kabupaten Garut. Padahal, aktivitas pendakian dan perkemahan di Gunung Guntur baru saja dibuka setelah penutupan karena kebakaran seluas 30 hektare.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Djakaria menjelaskan, sebanyak 12 pendaki melakukan pendakian ke Gunung Guntur pada Jum'at (24/7), malam. Usai melakukan kegiatan berkemah, seorang diantara mereka yang bernama Deril Fernanda (19) seorang mahasiswa Politeknik Bandung (Polban) pingsan karena kelelahan.
"Kemudian Deril segera dievakuasi, namun diperkirakan korban meninggal dunia ketika ditandu ke bawah," kata Dadi kepada Republika, Senin (27/7).
Komandan Koramil (Danramil) 1111 Tarogong, Kapten Infanteri Sutopo menambahkan, berdasarkan dari keterangan teman-teman korban, saat Deril pingsan, temannya langsung mencoba menghubungi orang tuanya. Namun, sinyal HP di atas gunung tidak stabil. Sehingga mereka tidak bisa terhubung dengan keluarga korban.
Kemudian, teman-teman korban melapor ke petugas pemantau di Gunung Guntur terkait kondisi temannya. Saat itu kondisi Deril sudah nampak lemah dan kritis. Korban berhasil dievakuasi ke Pos III Gunung Guntur pada Ahad (26/7).
Korban langsung dibawa ke RSUD Garut. Akan tetapi, ketika sampai di rumah sakit, korban sudah dalam kondisi meninggal. Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, kondisi kesehatan Deril memang kurang begitu baik. "Sebelum mengikuti kegiatan perkemahan ia juga sempat sakit," ujar Sutopo.