Senin 27 Jul 2015 02:27 WIB

Produksi Ikan Tawar di KBB Menurun 5 persen

Rep: C12/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penakaran ikan tawar
Foto: antara
Penakaran ikan tawar

REPUBLIKA.CO.ID,  NGAMPRAH -- Produksi ikan tawar di Kabupaten Bandung Barat berkurang sebanyak 5 persen dari biasanya.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat Adiyoto mengungkapkan, saat ini produksi harian ikan tawar, seperti ikan mas dan sebagainya, itu menjadi 50 ton per hari. "Biasanya kan bisa sampai 55 ton per hari," kata dia, Ahad (26/7).

Penurunan ini terjadi karena banyaknya tumbuhan eceng gondok yang tumbuh di beberapa waduk di KBB. Salah satunya waduk Cirata. Apalagi, air dari beberapa waduk yang ada di KBB itu berasal dari sungai Citarum yang sudah tercemar.

"Sungai Citarum sudah seperti itu. Dan saguling itu sudah dipenuhi eceng gondok, makanya ini ke mana-mana. Luar biasa kecepatan pertumbuhannya (eceng gondok)," kata dia.

Kata dia, pemerintah pusat hingga pemerintah kabupaten sudah maksimal untuk membersihkan perairan di sungai Citarum dan waduk saguling dari tumbuhan eceng gondok.

Bahkan, Polda Jabar dan Kodam Siliwangi sudah sering membersihkannya. "Tapi memang tidak bisa cepat. Mengurangi sudah, tapi untuk benar-benar bersih itu perlu kebersamaan," ujar dia.

Karena cepatnya pertumbuhan eceng gondok inilah, produksi ikan tawar, misalnya ikan mas dari Cirata, itu berkurang. "Eceng gondok ini terlalu padat, ini mengganggu produksi sedikit," kata dia.

Adiyoto meminta kepada pengusaha ikan tawar untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan. Ini perlu dilakukan untuk tetap menjaga stabilitas profit yang diterima. "Harus dijaga dari pencemaran. Salah satunya ya eceng gondok itu," tutur dia.

Ketua Masyarakat Peduli Cirata Asep Sulaiman, menuturkan, eceng gondok sudah banyak tumbuh di kolam-kolam peternakan ikan tawar di waduk Cirata. Akibatnya, kata dia, produksi ikan tawar dari Cirata itu berkurang sampai 50 persen. Sebab, para peternak kesulitan untuk memberi pakan karena kolamnya dipenuhi eceng gondok.

Biasanya, lanjut dia, dalam setahun para peternak ikan tawar bisa memanen sampai empat kali. Tapi, kali ini, kemungkinan besar peternak hanya bisa panen sampai dua kali. "Sudah minta bantuan ke instansi terkait, tapi belum ada tanggapan dari sananya," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement