REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan akan mulai memberlakukan sistem pembelian tiket bus secara online. Kebijakan ini untuk menghindari penumpukan penumpang di terminal bus.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Hadi Mustofa Djuraid menyebutkan, pihaknya berkaca pada kesuksesan larangan keberadaan konter tiket di bandara dan juga pemberlakuan tiket online untuk kereta api.
"Terminal bus kan umumnya langsung datang dan beli tiket. Sehingga menyebabkan terminal padat orang mau berangkat kan berapa sehingga berburu tiket. Di sisi lain PO tidak ada gambaran berapa yang harus mereka siapkan dan sopir nya berapa yang harus disiapkan supaya aman," ujarnya, Ahad (26/7).
Penjelasan Hadi ini mengacu pada situasi arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini. Penumpukan penumpang masih terjadi di terminal-terminal besar di kala para penumpang masih harus berburu tiket.
Rencananya, selama 6 bulan ke depan pemerintah akan melakukan sosialisasi terkait penerapan sistem pembelian tiket secara online. Tahap selanjutnya, hingga satu tahun ke depan, akan dilakukan percobaan di sejumlah terminal tipe A.
"Tahun 2017, terminal tipe A pengelolaannya akan dikembalikan ke pusat. Karena saat ini keadaan terminal tidak ada standar. Purabaya di Surabaya misalnya, lebih bagus meski belum memadai. Bandingkan dengan terminal Semarang yang sangat memprihatinkan," ujar Hadi.
Nantinya, pengelolaan terminal Tipe A yang diserahkan kembali ke pemerintah pusat akan memudahkan pusat untuk melakukan revitalisasi dan penambahan infrastruktur. Hadi menyebutkan, nanti kondisi terminal bus tidak akan jauh beda dengan bandara di mana akan ada zona khusus bagi penumpang yang akan berangkat.
"Sehingga nanti saat online berlaku terminal sudah siap secara infrastrukturnya. Dan sistem bagaimana penumpang datang penumpang masuk dan penumpang menunggu. Sirkulasi kendaraan. Dan kenyamanan kebersihan dan ketertiban," katanya lagi.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Kemenhub, Joko Sasono, mengatakan pihaknya akan menjadwalkan pertemuan dengan orgasisasi angkutan darat (organda) setelah arus masa arus balik lebaran usai.
"Kami akan menemui organda pusat dulu untuk membahas tindak lanjut sistem tiket online. Hasil dari pertemuan akan kami gunakan sebagai pedoman langkah selanjutnya," ujarnya Sabtu (25/7) petang.
Bagi organda di daerah, kata dia, sosialisasi program akan menjadi tanggungjawab organda pusat. Langkah selanjutnya adalah persiapan infrastruktur dan teknis sistem tiket online.
Joko menjelaskan, perbaikan infrastruktur akan menyasar terminal bus tipe A terlebih dulu. Nantinya, fisiknya terminal bus akan dirancang layaknya bandara.
Menurutnya, terminal akan dibagi berdasarkan tiga zonasi. Zona pertama, diperuntukkan bagi publik dengan keleluasaan interaksi.
"Di sini, penumpang masih bisa berinteraksi dengan para pengantar atau pedagang. Zona kedua kedua khusus untuk proses check in penumpang. Zona ketiga atau paling dalam hanya akan digunakan untuk pemberangkatan saja," papar Joko.
Untuk perbaikan sistem tiket online, pihaknya berencana mengadaptasi sistem yang sudah diberlakukan oleh PT KAI. Tiket sudah bisa dipesan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan secara online. "Penumpang hanya tinggal menyeseuaikan jadwal keberangkatan bus saja. Jadi kepadatan penumpang di terminal bisa dihindari," tutur Joko.