Ahad 26 Jul 2015 16:30 WIB

BNPB: Pencegahan Karhutla Mesti Ditingkatkan

Rep: C93/ Red: Djibril Muhammad
Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jika tidak diantisipasi secara intensif, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin nyata. Menurutnya, Pemerintah daerah mestinya bukan hanya fokus pada pemadaman tetapi upaya pencegahan harus ditingkatkan.

"Jika tidak, maka kebakaran hutan dan lahan bakal terulang seperti tahun-tahun sebelumnya. Apalagi tahun 2015, El Nino moderate makin menguat sehingga diperkirakan kemarau hingga November," kata dia pada siran pers yang diterima Republika, Ahad (26/7).

Ancaman ini terlihat dari bertambahnya hostpot. Berdasarkan pemantauan satelit Modis (Terra-Aqua) pada Ahad (26/7), hotspot di Sumatera ada 308 titik. Titik-titik tersebut berada di Riau 122 titik, Sumsel 59 titik, Jambi 58 titik, Bengkulu 10 titik, Sumbar 19 titik, Sumut 25 titik, Babel 9 titik, Kepri 1 titik dan Lampung 5 titik.

"Dari 122 hotspot tersebar di Riau masing-masing di Bangkalis 17 titik, Kampar 16 titik, Dumai 7 titik, Kuansing 4 titik, Pelalawan 44 titik, Rohil 5 titik, Rohul 2 titik, Siak 5 titik, Inhil 8 titik dan Inhu 14 titik," tambah dia.

Sutopo melanjutkan, saat ini asap menutup wilayah Pekanbaru membuat jarak pandang di Pekanbaru pada pagi hari hanya 1 kilometer karena tertutup kabut Karhutla. Sedangkan di Dumai, jarak pandang hanya 3 kilometer, Pelalawan 3 kilometer dan Rengat 3 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement