REPUBLIKA.CO.ID, MUNTOK -- Penjualan batu akik di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menurun drastis dibandingkan beberapa bulan lalu. Bahkan, sejumlah perajin terpaksa meninggalkan usahanya.
"Pada awal tahun setiap perajin batu akik setiap hari selalu mendapatkan pesanan, bahkan tidak jarang terpaksa menolak karena banyaknya pesanan dari penggemar, tapi sekarang tidak lagi," ujar perajin batu akik, Hendri Mashur, di Muntok, Jumat (24/7).
Menurutnya, saat ini perajin sudah jarang mendapatkan pesanan pengerjaan dan pembelian batu akik. Baik dari warga lokal maupun luar daerah. "Selama Lebaran dimana banyak warga luar daerah yang datang ke Muntok, perdagangan batu akik juga sepi, tidak sesuai perkiraan kami," kata dia.
Ia menjelaskan, saat ini sepekan bisa mendapatkan Rp 500 ribu sudah bagus. Hal itu sangat berbeda dibandingkan beberapa bulan lalu dimana pendapatan tersebut bisa diraih dalam sehari.
Ia mengatakan, menurunnya pendapatan para perajin dan pedagang batu akik di daerah itu selain disebabkan turunnya tren batu akik juga banyak dipengaruhi masalah desain dan kreasi. "Selama ini perajin hanya bisa mengolah batu akik untuk dijadikan cincin pria, sedangkan segemen pasar untuk kaum perempuan belum ada yang mampu mengerjakan," kata dia.
Menurunnya pasar batu akik di daerah itu tidak hanya berpengaruh terhadap perajin dan pedagang, namun juga para pencari batu yang tersebar di sejumlah lokasi di daerah itu. "Kami akan tetap berusaha menembus pasar luar daerah yang sepertinya masih lumayan ramai karena dari segi kualitas, batu akik lokal Pulau Bangka tidak kalah dibandingkan batu dari daerah lain," katanya.