Kamis 23 Jul 2015 15:19 WIB

Semua Bantuan ke Tolikara Diminta Disalurkan Lewat Baznas

Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bertemu Dewan Syuro Komite Umat untuk Tolikara.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bertemu Dewan Syuro Komite Umat untuk Tolikara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Umat untuk Tolikara (Komat) Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, pihaknya ingin membangun kembali Tolikara untuk menciptakan kedamaian di Tolikara. Karena itu, Komite Umat untuk Tolikara membuat pernyataan resmi antara lain, menolak pihak-pihak yang berupaya menghambat masuknya bantuan resmi ke Tolikara sebab ada indikasi ke arah sana.

Dia meminta, semua ormas maupun elemen masyarakat mengirimkan bantuan ke Tolikara lewat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang dikoordinasikan lewat Forum Zakat (FOZ). Dia pun juga meminta aparat keamanan bisa menjamin keamanan bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah shalat.

"Kami mendorong penegak keamanan seperti TNI dan Polri untuk memberi jaminan keamanan dan ketenangan bagi masyarakat Muslim di Tolikara. Harus dilakukan langkah hukum tegas, adil, transparan terhadap aktor intelektual yang melakukan tindakan radikal, separatisme, dan terorisme," kata Bachtiar di Jakarta, Kamis, (23/7).

Masalah Tolikara, kata dia, merupakan masalah dalam negeri namun perlu mewaspadai pihak asing. Sebab ditemukan unsur-unsur atribut asing yang mengarah adanya keterlibatan pihak asing Komat mendorong semua pihak mewujudkan toleransi dan kedamaian di masyarakat. "Kami juga mendukung pencabutan perda pembatasan pembangunan rumah ibadah di Tolikara."

Sementara itu, Pembina Komat Didin Hafidhuddin mengatakan, setelah mencermati perkembangan kasus di Tolikara selama ini, pihaknya berupaya membangun kembali Tolikara atas dasar keutuhan NKRI. "Upaya membangun Tolikara dilakukan untuk menjaga perdamaian. Ini dilakukan supaya masyarakat bisa beribadah dengan khusyuk," ujar mantan ketua umum Baznas.

Selama ini, terang Didin, tidak pernah ada konflik terkait agama. "Kalaupun ada konflik biasanya itu konflik antar suku tapi bukan agama sebab agama sangat sakral bagi mereka."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement