Rabu 22 Jul 2015 11:00 WIB
Pembakaran masjid

DPR Desak GIDI Rangkul Umat Islam Korban Insiden Tolikara

Rep: C36/ Red: Erik Purnama Putra
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.
Foto: Twitter
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mendesak pengurus dan jemaat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) untuk merangkul umat Islam yang menjadi korban insiden Tolikara. Selain itu, mereka pun diharapkan bisa merangkul umat agama lain di kawasan tersebut.

"Untuk saat ini, perhatian tertuju kepada GIDI. Ada baiknya pihak GIDI melakukan tindak lanjut dari permintaan maaf yang sudah disampaikan. Mereka harus kembali merangkul para korban insiden Tolikara dan umat agama lain," ujar Saleh saat dihubungi ROL, Rabu (22/7).

Sikap tersebut,penting dilakukan untuk mengatasi trauma korban insiden pembakaran Masjid Baitul Muttaqin pada Jumat (17/7) lalu. "Korban perlu diyakinkan agar mereka bisa kembali hidup aman di rumahnya sendiri. Juga bisa menjalankan ibadah sebagaimana mestinya," kata politikus PAN tersebut.

Dia juga menyarankan agar pengurus GIDI bisa kembali merangkul umat agama lain di Tolikara. Dengan begitu, ke depannya tidak terjadi lagi miskomunikasi yang bisa mengarah kepada tindakan anarkis.

Sebelumnya, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia berencana meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam di Indonesia pada 18 Juli lalu. Permintaan maaf itu terkait insiden Tolikara yang terjadi pada hari sebelumnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Sosial (Kemensos) saat ini ada 153 pengungsi insiden Tolikara. Pengungsi terdiri dari 38 keluarga. Kemensos juga mencatat adanya 63 ruko dan satu mushola yang terbakar dalam insiden Tolikara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement