Rabu 22 Jul 2015 09:18 WIB

ICW: Banjir Informasi, Pansel KPK Perlu Terjun Lapangan

Rep: c36/ Red: Esthi Maharani
 (dari kiri) Anggota Pansel KPK Betti S Alisjahbana bersama Ketua Pansel KPK Destry Damayanti menunjukan daftar lolos seleksi tahap II usai konferensi pers di Gedung Setneg, Jakarta, Selasa (14/7).  (Republika/Wiihdan Hidayat)
(dari kiri) Anggota Pansel KPK Betti S Alisjahbana bersama Ketua Pansel KPK Destry Damayanti menunjukan daftar lolos seleksi tahap II usai konferensi pers di Gedung Setneg, Jakarta, Selasa (14/7). (Republika/Wiihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesian Corruption Watch (ICW), Febri Hendri, mengingatkan adanya peluang banjir informasi evaluasi calon pimpinan (capim) KPK. ICW menyarankan agar Panitia Seleksi (Pansel) KPK langsung menerjunkan tim ke lapangan untuk melakukan verifikasi evaluasi tersebut.

"Pansel jangan sampai kebanjiran informasi tentang kandidat capim KPK. Harus ada pemilahan mana informasi yang bisa dijadikan rujukan," ujar Febri saat dihubungi ROL, Rabu (22/7).

Menurut Febri, pansel sebaiknya tidak melakukan verifikasi tanggapan dari masyarakat secara mandiri. Ia menyarankan ada tim khusus yang diterjunkan melakukan verifikasi langsung informasi.Sebab, lanjutnya, beberapa informasi menarik terkait capim tidak boleh diabaikan misalnya informasi tentang gratifikasi yang diterima para capim.

"Informasi seperti itu perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti karena menyangkut integritas capim. Tentu harus ada verifikasi lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya," imbuh Febri.

Seperti diketahui, masyarakat umum boleh memberikan tanggapan terhadap 48 kandidat capim KPK, baik melalui laman resmi Sekretariat Negara maupun dikirim lewat pos. Tanggapan bisa berupa evaluasi bersifat netral, positif dan negatif terhadap kandidat capim.

Pemberian tanggapan ditutup pada 3 Agustus.  Masyarakat disarankan memberikan informasi yang memiliki data pendukung.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement