Selasa 21 Jul 2015 16:05 WIB

Pengamat: Megawati yang Harusnya Bersilaturahmi ke Jokowi

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi.
Foto: Republika/Wihdan H
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia Budyatna mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak harus mengunjungi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk bersilaturrahim merayakan Idul Fitri. Menurutnya justru Megawati yang semestinya mendatangi Presiden Jokowi.

"Yang mestinya sowan Megawati datang ke Jokowi. Karena dia (Jokowi) orang nomor satu di Indonesia," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (21/7).

Budyatna mengatakan tidak ada alasan bagi seorang presiden mendatangi ketua umum partai. Terlebih antara Megawati dan Jokowi tidak ada ikatan darah.

"Kalau Megawati itu ibu kandungnya Jokowi wajib dia datang. Pantas dia (Jokowi) sungkem ke sana (Megawati). Tapi ini kan Jokowi bukan apa-apanya Megawati," jelasnya.

Ia menilai saat ini antara Jokowi dan Megawati tengah memperlihat ego dan gengsinya masing-masing. Di satu sisi Jokowi ingin menunjukan kepada publik bahwa dirinya bukanlah petugas partai yang bisa didikte Megawati.

Namun di sisi lain Megawati merasa ingin dihormati sebagai tokoh politik senior yang berjasa menjadikan Jokowi presiden.

"Ini kayak orang saling berebut tua," ucapnya.

Budyatna melanjutkan, tidak ada rugi bagi Jokowi jika tidak mengunjungi Megawati. Budyatna justru berpendapat hal itu baik bagi pencitraan Jokowi di mata publik. Sebab dengan mengunjungi Megawati sama saja membenarkan anggapan publik bahwa Jokowi adalah boneka Megawati dan petugas partai.

"Bahkan popularitasnnya akan meningkat. Karena selama ini dia (Jokowi) dianggap sebagai boneka Megawati," katanya.

Ia berharap Megawati mau berbesar hati bersilaturrahim mengunjungi Jokowi. Sebab dalam sejarah Indonesia tidak presiden mengunjungi ketua umum partai untuk bersilaturrahim selain dalam keadaan darurat sepertii sakit atau meninggal dunia.

"Mestinya Megawati berbesar hati mendatangi Jokowi. Tapi dia orang keras kepala karena dia dengan SBY saja masih bermusuhan. Dia tidak pernah bersilaturrahim," ucapnya.

Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Bidang Pemerintahan Achmad Basarah membantah tafsir bahwa Jokowi sengaja menghindari Megawati Soekarnoputri di Hari Raya Idul Fitri.

Menurut Basarah pilihan Jokowi merayakan Idul Fitri di Aceh dan Solo tidak serta-merta bisa diterjemahkan sebagai konflik dengan Megawati.

"Sebenarnya tidak ada persoalan antara Bu Mega dan Pak Jokowi lantaran pada hari pertama Idul Fitri kemarin Pak Jokowi tidak hadir berlebaran ke rumah Bu Mega," kata Basarah.

Anggota Komisi III DPR ini optimistis Jokowi akan segera bersilaturrahim ke Megawati sepulang dari Solo. Apalagi momentum saling memaafkan di bulan Syawal masih cukup panjang.

"Dengan demikian tidak perlu ada yang dirisaukan apalagi dibesar-besarkan hanya karena Pak Jokowi belum berlebaran dengan Bu Mega di hari pertama kemarin," ujar Basarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement