Senin 20 Jul 2015 19:05 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Mendagri Klaim Insiden Tolikara tak Terkait SARA

Red: M Akbar
Tjahjo Kumolo
Foto: Republika/ Wihdan
Tjahjo Kumolo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (mendagri), Tjahjo Kumolo, menyatakan insiden kerusuhan di Karubaga, Tolikara, Provinsi Papua, bukan disebabkan isu terkait suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

"(Insiden) Tolikara bukan isu SARA, namun lebih merupakan luapan sekelompok anggota masyarakat yang kesal dan emosional," kata Tjahjo di Jakarta, Senin (20/7).

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat lintas agama di Tolikara untuk gotong royong membangun kembali Mushala yang terbakar akibat kerusuhan antarkelompok pada Jumat lalu (17/7).

"Itu bisa sebagai bukti bahwa toleransi masyarakat di Tolikara sangat baik, dan bahkan yang terbaik," katanya.

Mendagri bertolak ke Papua untuk kemudian menuju Kabupaten Tolikara guna menggelar dialog pascainsiden kerusuhan di Karubaga pada Hari Raya Idul Fitri, dengan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompida) setempat, para pemuka agama serta tokoh masyarakat.

Dia juga akan memberikan bantuan untuk proses pembangunan Masjid sebagai ganti Mushala yang ikut terbakar dalam insiden tersebut.

Sebelumnya Tjahjo Kumolo mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Tolikara dan sekitarnya, untuk tidak terpancing emosi pascakerusuhan yang terjadi pada Hari Raya Idul Fitri 1436 H.

"Masyarakat tidak perlu emosi dan terpancing situasi, waspada terhadap adanya provokator. Kemendagri yakin aparat keamanan mampu mengatasi masalah tersebut dengan cepat dan baik," kata Tjahjo.

Dia menjelaskan jajaran kesatuan bangsa dan politik seluruh Indonesia terus berkoordinasi dengan aparat intelijen dan keamanan setempat terkait penanggulangan konflik di salah satu kabupaten di Papua tersebut.

Kemendagri segera mengirimkan radiogram yang berisi petunjuk penanganan konflik lokal kepada jajaran Kesbangpol di seluruh Indonesia.

"Saya yakin jajaran Kesbangpol mampu meningkatkan koordinasi antaraparat intelijen baik di pusat maupun di daerah-daerah 'sumbu pendek'," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement