Sabtu 18 Jul 2015 01:29 WIB

Rezeki Pemulung di Hari Raya

Pemulung sampah
Foto: VOA
Pemulung sampah

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Sejumlah pemulung ketiban rejeki sampah koran usai Shalat Idul Fitri 1436 Hijriah di Alun-alun Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (17/7) pagi.

"Kami mengumpulkan sampah koran hingga empat karung dan jika dijual mencapai Rp300 ribu," kata Yasin, seorang pemulung warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Ia mengatakan, sampah koran bertebaran di Alun-alun Multatuli Rangkasbitung usai shalat Idul Fitri 1436 Hijriah. Sampah koran bekas warga itu dikumpulkan untuk dijual ke penampung barang bekas.

Sebelumnya, kata Yasin, sampah koran yang digunakan untuk alas shalat itu ditinggalkan begitu saja. "Kami setiap Lebaran ketiban rejeki dari sampah koran bekas itu," katanya.

Menurut dia, koran bekas usai shalat Ied itu dipungut karena petugas kebersihan hanya satu orang dan kewalahan untuk membersihkannya.

Sampah-sampah koran bekas itu dikumpulkan untuk dijual ke penampung barang bekas. "Kami mengumpulkan koran bekas itu mencapai empat karung dan jika dijual mendapatkan uang Rp300 ribu dengan harga Rp4.500/Kg," katanya.

Begitu juga Saryati, seorang pemulung mengaku dirinya merasa senang melihat korab bertebaran usai shalat ied itu. Sebab permintaan koran bekas tersebut cukup tinggi dan bisa dijual ke warung maupun pedagang eceran untuk bahan pembungkus.

"Kami bisa mengumpulkan koran bekas itu sebanyak lima karung," katanya.

Ia menyebutkan, sampah koran itu sengaja ditinggal oleh pemiliknya usai shalat ied, sehingga menjadi pemandangan tersendiri. Koran bekas bertebaran itu membuat rejeki bagi pemulung karena bisa menghasilkan uang.

"Kami memperkirakan dari lima kraung bisa mendapat uang sekitar Rp350 ribu," katanya.

Pelaksanaan shalat ied di Alun-alun Multatuli Rangkasbitung dimulai pada pukul 07.30 WIB dilanjutkan dengan khutbah yang disampaikan Laksamana Soni Santoso dari Kesbang nasional yang menangani bidang politik dan keamanan.

Dalam khutbahnya Soni menyampaikan Islam merupakan agama damai sehingga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ajaran Islam sangat mencintai kedamaian yang bisa membawa ketentraman dan taat hukum. Sebab semua ibadah yang dilaksanakan umat Muslim bebas dari kedengkian, keserakahan dan amarah.

"Dengan kedamaian itu bisa memperkuat persatuan dan kesatuan juga bangsa aman dan tentram," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement