REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (16/7) masih diselimuti abu vulkanik Gunung Raung (3.332 mdpl). Bandara ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Abu vulkanik semakin tebal mengguyur landasan pacu dan sekitar kawasan bandara," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro Edi Purnomo.
Menurut dia, pihak bandara menerima "Notice to Airmen" (Notam) untuk penutupan bandara pada Kamis hingga pukul 16.00 WIB, sehingga tidak ada aktivitas penerbangan komersial di Bandara Notohadinegoro Jember.
Penutupan bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamata Ajung itu sudah berlangsung sejak Senin (13/7) karena abu vulkanik terus mengguyur kawasan bandara.
Edi mengaku tidak tahu pasti kapan Bandara Notohadinegoro dibuka kembali karena pihak bandara selalu berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan AirNav Indonesia. "Selama abu vulkanik masih turun di sekitar bandara dan rute penerbangan Jember-Surabaya, maka bandara tetap ditutup, namun sewaktu-waktu status itu bisa dicabut, apabila situasi kembali normal," paparnya.
Sementara General Manajer PT Garuda Indonesia Tbk Area Jember, Syamsul Adnan, mengatakan penutupan bandara akibat abu vulkanik Gunung Raung berdampak pada penurunan jumlah penumpang selama arus mudik Lebaran. "Awalnya prediksi kami terjadi peningkatan jumlah penumpang di bulan Juli seiring dengan liburan sekolah dan arus mudik Lebaran, namun yang terjadi justru sebaliknya yakni penurunan yang cukup signifikan," tuturnya.