REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Bandar Udara Notohadinegoro, Jember, Jawa Timur, kembali membuka penerbangan rute Jember menuju Sumenep, Jawa Timur, yang rencananya dimulai pada 10 Januari 2023 dengan maskapai Susi Air. "Alhamdulillah awal tahun ini akan ada penerbangan rute Jember-Sumenep dengan maskapai Susi Air," kata Kepala Dinas Perhubungan Jember Agus Wijaya saat dikonfirmasi melalui telepon di Jember, Ahad (1/1/2023).
Menurutnya, jenis pesawat yang digunakan sama dengan rute penerbangan Jember-Surabaya yakni Grand Caravan dengan kapasitas penumpang sebanyak 12 orang. "Jadwal penerbangan rute Jember-Sumenep atau sebaliknya Sumenep-Jember seminggu sekali pada hari Selasa. Mudah-mudahan peminatnya cukup banyak karena harga tiketnya mendapat subsidi dari Kementerian Perhubungan," tuturnya.
Jadwal penerbangan pesawat rute Sumenep-Jember di Bandara Trunojoyo pada Selasa pukul 12.04 WIB dan tiba d Bandara Notohadinegoro Jember pada pukul 12.44 WIB dengan harga tiket Rp247 ribu per orang. Kemudian, dari Bandara Notohadinegoro dengan rute Jember-Sumenep berangkat pada pukul 12.54 WIB dan tiba di Bandara Trunojoyo pada pukul 13.34 WIB dengan harga tiket Rp242 ribu per orang.
"Mudah-mudahan dengan tambahan penerbangan Jember-Sumenep, Bandara Notohadinegoro bisa semakin ramai dan mendongkrak sektor perekonomian di Kabupaten Jember," katanya.
Agus berharap semua organisasi perangkat daerah (OPD) lintas sektor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember mendukung upaya Dishub Jember untuk membangkitkan kembali bandara yang berada di Kecamatan Ajung tersebut. "Kami berharap semua lintas sektor membantu untuk menghidupkan Bandara Notohadinegoro, sehingga kalau ada perjalanan dinas atau kegiatan ke Sumenep bisa menggunakan pesawat Grand Caravan tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Maskapai Susi Air dengan menggunakan jenis pesawat Grand Caravan pernah melakukan penerbangan perdana dengan rute Jember-Sumenep di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember pada 2 Mei 2015 dengan jadwal penerbangan sepekan sekali pada hari Sabtu.
Namun, rute penerbangan tersebut ditutup karena sepinya penumpang yang menggunakan moda transportasi udara baik dari Jember maupun Sumenep.