REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Konsumsi elpiji melon atau ukuran tabung tiga kilogram naik 13 persen dibandingkan dengan hari normal, kata External Relations Pertamina Jateng dan DIY Robert MV Dumatubun.
"Kenaikan ini merupakan dampak dari tingginya konsumsi elpiji oleh masyarakat, kenaikan mulai terasa sejak H-10 Lebaran," katanya di Semarang, Rabu (15/7).
Dia mengatakan terhitung hingga 11 Juli lalu, jika pada hari normal konsumsi elpiji ukuran tabung tiga kilogram, yaitu 2.484 metrik ton (MT) per hari, setelah ada kenaikan menjadi 2.737 MT/hari.
Kenaikan konsumsi juga terjadi pada elpiji ukuran tabung 12 kg, namun tingkat kenaikannya masih di bawah elpiji ukuran tabung tiga kilogram, yaitu 12 persen.
Berdasarkan data Pertamina, konsumsi elpiji ukuran tabung 12 kg pada hari normal 207 MT/hari, sedangkan hingga 11 Juli lalu naik menjadi 242 MT/hari.
Mengenai operasi pasar, katanya, upaya tersebut hanya bersifat kondisional atau menyesuaikan dengan kebutuhan daerah tersebut.
Jika dilihat secara keseluruhan, konsumsi elpiji ukuran tabung tiga kilogram atau subsidi dari pemerintah tersebut, katanya, sudah melebihi rata-rata konsumsi setiap hari.
"Kami juga harus jeli melihat laporan yang masuk, beberapa waktu lalu ada laporan dari warga Wonogiri langsung kepada gubernur. Dia mengatakan bahwa di Wonogiri ada kelangkaan elpiji tiga kilogram, setelah kami cek ternyata laporan itu dari pengecer," katanya.
Pihaknya memastikan dari sisi agen dan pangkalan, sejauh ini tidak ada kelangkaan karena Pertamina berupaya memastikan ketersediaan elpiji di dua mitra kerja tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat langsung membeli ke pangkalan. "Kalau pengecer itu kan bukan tanggung jawab kami. Jadi jika ada laporan kelangkaan dan itu ternyata berasal dari pengecer, seharusnya tidak perlu ditanggapi," katanya.