REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan Riau berpotensi mengirim kabut asap ke negara tetangga jika kebakaran lahan dan hutan di daerah tersebut tidak segera ditanggulangi.
"Potensinya sangat ada mengingat jumlah titik api terus meningkat sementara arah angin terus berhembus dari tenggara ke barat," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin, Sabtu (11/7).
Untuk itu, ia meminta kepada seluruh pihak terus bekerja sama menanggulangi dan menekan angka kebakaran lahan dan hutan di Riau. Dalam sepekan terakhir, titik api di Riau terus bertambah dan menyebar di 10 kabupatenkota.
Titik api bahkan mencapai 136 titik yang merupakan terbanyak selama 2015 pada Jumat lalu (9/7). Bahkan, sebagian wilayah Riau dalam sepekan terakhir terus diselimuti kabut asap.
Menurutnya, kebakaran yang terjadi di Riau bukan merupakan bencana alam, namun merupakan ulah dari manusia. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Edwar menjelaskan pihaknya mengaku kesulitan sumber air dalam upaya memadamkan kebakaran lahan dan hutan Riau.
Akan tetapi, Edwar juga menjelaskan pihaknya telah bekerja sama dengan BNPB untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sejak pertengahan Juni 2015 hingga sekarang.