REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sekitar 47.370 penumpang yang akan berangkat ke berbagai kota dan negara di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali batal terbang akibat erupsi Gunung Raung di Jawa Timur. Sebagian dari mereka meninggalkan bandara dan mencari penginapan, sebagian lainnya memutuskan menginap di bandara.
Berdasarkan pantauan Republika, Jumat (10/7), terjadi sejumlah penumpukan di terminal keberangkatan hingga terminal kedatangan Ngurah Rai. Pak Yoga (35 tahun) misalnya, memutuskan beristirahat di mushala bandara yang berdekatan dengan terminal kedatangan domestik.
"Harapannya sih besok bandara sudah dibuka kembali," ujarnya kepada Republika.
Pak Yoga sedianya akan terbang Jumat siang dengan Maskapai Lion Air menuju Pekanbaru dengan transit di Jakarta terlebih dahulu. Jadwal penerbangannya Jumat siang sekitar pukul 11.00 WITA.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Trikora Harjo mengatakan otoritas mempersilakan penumpang yang gagal terbang untuk menginap di bandara. Kebijakan ini diambilnya karena kondisi darurat, yaitu faktor alam, sementara tidak seluruh penumpang mungkin bisa membayar penginapan dalam rentang waktu yang belum pasti.
"Jika memang ada penumpang yang dananya terbatas misalnya, kami mempersilakan mereka menggunakan fasilitas yang ada di sini," katanya.
Otoritas bandara membuka terminal kedatangan untuk penumpang yang ingin menginap sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Angkasa Pura juga menyiapkan bus yang bisa mengangkut penumpang ke terminal bus terdekat jika mereka berencana membatalkan penerbangan dan ingin beralih menggunakan transportasi darat.