Jumat 10 Jul 2015 13:16 WIB

Bandara Hasanuddin Siapkan Lahan untuk 10 Pesawat Alih Pendaratan

Rep: debbie sutrisno/ Red: Taufik Rachman
Bandara Sultan Hasanuddin.
Foto: Ist
Bandara Sultan Hasanuddin.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Abu vulkanis Gunung Raung membuat bandara di Denpasar dan Lombok menghentikan operasinya. Kedua bandara ini tidak bisa memberangkatkan pesawat maupun menerima pesawat dari mana pun. Hasilnya sejumlah penerbangan yang melakukan transit menuju denpasar harus delay dan gagal berangkat.

Melihat hal ini, Bandara Sultan Hasanuddin langsung sigap menyiapkan lahan untuk menampung pesawat yang melakukan pengalihan pendaratan (divert).

General Manager AP I Bandara Sultan Hasanuddin, Akhmad Munir mengatakan, untuk mengantisipasi hal tersebut Bandara Sultan Hasanuddin telah menyiapkan lahan untuk sepuluh pesawat. Lahan tersebut mampu digunakan menampung 10 pesawat, dua pesawat Wide Body, dan delapan pesawat Near Body.

"Untuk maskapai yang melakukan divert atau return to base (kembali ke bandara) di seluruh bandara di bawah Angkasa Pura I akan diberikan pembebasan biaya pendaratan," ujar Akhmad Munir, Jumat (10/7).

Salah satu pesawat yang melakukan pengalihan pendaratan yaitu, maskapai Sriwijaya dari Cina ke Denpasar. Pesawat yang menangkut 176 penumpang dengan 6 awak kabin harus mendarat di Makassar karena efek penutupan Bandara di Bali.

Sementara mengenai jumlah penumpang yang gagal terbang ke Bali langsung dari Makassar, Akhsan menyebut lebih dari 400 penumpang dari dua maskapai dengan tiga penerbangan. Jumlah ini belum termasuk penumpang yang transit di Makassar sebelum menuju Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement