REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evaluasi sektor pertahanan diharapkan menjadi prioritas Presiden Joko Widodo. Hal ini disebabkan belakangan ini muncul berbagai peristiwa yang mengusik pertahanan Indonesia.
Pengamat politik Indexpolitica, Kemal Pasha Partokusumo, menyatakan hal ini akan menjadi penilaian negatif terhadap pertahanan Indonesia. Peristiwa tersebut adalah nsiden Hercules jatuh. Kemudian ada juga helikopter Malaysia yang mendarat di wilayah perbatasan NKRI.
Menhan harus menjadi perhatian tersendiri dalam isu pergantian menteri. Jikalau Jokowi tidak berani untuk mengganti karena alasan politik, Maka kompromi yang paling realistis adalah harus memperkuat Menhan dengan wakil Menhan yang professional
"Menhan sudah sepatutnya untuk dievaluasi. Pilihannya Ada dua, Menhan Ryamizard Ryacudu dipertahankan dengan menambah wakil menteri pertahanan yang kuat, atau Menhan diganti dengan mantan panglima TNI, Moeldoko," imbuhnya, saat dihubungi, Rabu (8/7).
Posisi Wamenhan bisa saja dari professional birokrat. Bisa juga dari ahli pertahanan dan akademisi senior yang matang dari kampus dan lembaga riset. Syaratnya, harus menguasai sistem pertahaanan dan persoalan keamanan global. Selain itu, posisi wamen juga untuk memastikan Implementasi pemenuhan alutista yg dibuat dalam renstra TNI.